Opini  

Keutamaan Ibadah Malam

Keutamaan Ibadah Malam, ini Penjelasannya

Untuk bisa menciptakan keluhuran pada pribadi seseorang, maka haruslah dengan cara mengisi waktu malam dengan kegiatan ibadah. Yang mana keluhuran itu tidak akan terwujud bila kita menyertai ibadah malam dengan tingkah laku yang tercela.

 

Dalil QS Al-Furqon ayat 64.

وَالَّذِيۡنَ يَبِيۡتُوۡنَ لِرَبِّهِمۡ سُجَّدًا وَّقِيَامًا
Arinya : Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.

 

Contohnya ialah dengan memperbanyak dzikir dan sholat, atau mengaji pada malam harinya. Walaupun hanya berupa amalan sederhana, tetapi kalau melakukannya pada waktu mustajab malam hari dan sifatnya rahasia, maka akan bisa mendatangkan keluhuran.

 

Tentu saja dalam melakukan ibadah tersebut haruslah mengetahui tentang keutamaan waktu malam, dengan tidak meninggalkan kewajiban ibadah pada pagi harinya. Adapun salah satu kitab yang menjelaskan tentang keutamaan waktu malam hari adalah
Kitab Ta’lim Muta’allim.

 

Penyusun kitab Talim Mutaallim berkata: Bagiku, cukup menarik makna syair yang berbunyi, “Barangsiapa ingin meraih apa yang dicita-citakan, maka ia harus menjadikan waktu malamnya sebagai kendaraan untuk mengejar cita-citanya. Jangan banyak makan agar kamu tidak ngantuk. Hal itu jika Anda benar-benar ingin menggapai kesempurnaan.”

 

“Santri harus mengulang-ulang pelajarannya pada awal malam dan akhir malam. Yaitu antara Isya’ dan waktu subuh, karena saat-saat tersebut adalah waktu yang penuh barokah”.

 

Serta janganlah berdebat atau menanggapi kepada omongan orang yang bodoh karena itu tiada manfaatnya. Kecuali bila kita niatkan tanggapan itu, untuk menyadarkan orang bodoh tersebut pada tujuan yang benar.

 

Dalil QS Al-Furqon ayat 63 :

وَعِبَادُ الرَّحۡمٰنِ الَّذِيۡنَ يَمۡشُوۡنَ عَلَى الۡاَرۡضِ هَوۡنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الۡجٰهِلُوۡنَ قَالُوۡا سَلٰمًا
Artinya :
Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan “salam,”.

 

Serta jangan sampai kita memutuskan suatu perkara dengan menggunakan nafsu pribadi. Kecuali dalam memutuskan perkara tersebut dengan menyandarkannya pada bimbingan guru yang amanah dan juga mengedepankan prasangka baik.

 

Karena bila keputusan itu menggunakan nafsu pribadi maka akan menimbulkan kerusakan. Dan akan mengakibatkan beberapa kerusakan yang lain bagi orang lain yang mengikuti kita dalam menegakkan tujuan. Serta akan mendekatkan manusia pada enggannya melaksanakan hak dan kewajibannya, sehingga cenderung hanya akan menuruti pada kemauan nafsu pribadinya saja.

 

Untuk itu kiranya kita harus selalu mengikuti petunjuk dari guru, untuk kebaikan bersama dan juga supaya selalu terhubung pada jalur yang benar. Dengan begitu maka kita juga akan terhindar dari perpecahan yang bisa membahayakan kepada semua pihak.

 

Semoga generasi mendatang adalah generasi yang luhur, yang mampu mengamalkan nilai nilai alquran. Sehingga kelak akan menjadi generasi yang mampu menjawab tantangan zaman dan dapat menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Amin. (Jay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *