Petani Desa Sebalik Keluhkan Tidak Meratanya Pembagian Pupuk Bersubsidi

Petani Desa Sebalik Keluhkan Tidak Meratanya Pembagian Pupuk Bersubsidi
Petani Desa Sebalik Keluhkan Tidak Meratanya Pembagian Pupuk Bersubsidi

Banyuasin – Petani Desa Sebalik Kecamatan Tanjung lago Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, diliputi kegusaran karena pupuk subsidi yang dijanjikan pemerintah tak kunjung diterimanya. Padahal, musim tanam periode pertama siap dimulai pada september

Kabupaten Banyuasin yang menjadi Sentra beras Sumsel belum juga mendapatkan pupuk subsidi, padahal mereka sudah masuk dalam daftar Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Elektronik (e-RDKK) yang dikelola Kementerian Pertanian.

“Walau masuk dalam e-RDKK, ternyata itu tidak jaminan bagi kami. Buktinya sampai sekarang juga belum dapat,” bahkan ada sebagian kelompok tani yang sudah dapat pupuk bersubsidi. Ucap, Hasan Rabu (15/9/2021)

Berdasarkan usulan sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) dari seluruh daerah, seharusnya petani dapat menikmati pupuk bersubsidi dari pemerintah

Salah seorang petani, Maman(45). Inilah masalah yang kami hadapi, kami harus mengadu kemana lagi. Yang di atas bicara stok aman, tapi kenyataannya kami tidak dapat pupuk, mengadu ke dinas juga tidak ada solusinya,” ucapnya

Demi menjaga produktivitas lahan pada musim tanam kedua ini, petani akhirnya terpaksa membeli pupuk komersil dengan harga yang sudah melambung yakni Rp295.000 per karung.

Menurutnya, harga pupuk komersil di desanya juga melonjak lantaran kekosongan stok pupuk subsidi selama beberapa bulan. Dengan begitu, berdasarkan hitung-hitungannya, saat ini petani setidaknya mengeluarkan dana Rp10 juta per Ha.

Untuk sekali pemupukan, petani yang memiliki lahan 0,1 hektar, membutuhkan sekitar 20 kg urea dan 5 kg pupuk SP-36. Atau bila menggunakan pupuk lengkap, petani membutuhkan urea sebanyak 7,5 kg, SP-36 10 kg dan pupuk KCL sebanyak 5 kg. Namun mengingat pupuk KCL tidak mendapat subsidi dari pemerintah, kebanyakan petani memilih hanya menggunakan dua jenis pupuk yang mendapat subsidi, yakni pupuk urea dan SP-36.

Lantaran itu pula, ia tak mempermasalahkan jika akhirnya program pupuk subsidi ini dicabut, asalkan pupuk mudah didapatkan di pasaran dan harganya relatif terjangkau.

Pada Saat di konfirmasi melalui sambungan whats”up.ketua gapoktan Desa Sebalik, Muhamad hoiri.(15/9/2021). Mengatakan membenarkan ada 2 kelompok tani bahkan lebih yg belum menerima penyaluran pupuk bersubsidi, di karenakan ke 2 kelompok tani tersebut merupakan kelompok tani baru. Ujarnya

Ketika di konfirmasi terkait adanya 2 kelompok tani yang tidak mendapatkan pupuk bersubsidi. Hoiri pun berujar, kelompok pak hasan dan pak sobari, kelompok pak hasan waktu pengajuan RDKK mereka tidak mengumpulkan data(kk/ktp), kalau kelompok pak sobari mereka kelompok baru jd blm masuk simluhtan, di salurkan berdasarkan jatah kelompok masing_masing, apalagi Sistem sekarangpun beda dengan sistem terdahulu, dahulu mereka pupuk biso dapat banyak sekarang jatah subsidi dikurangi, penyaluranpun by name by address. Ketika di konfirmasi tentang harga persak pupuk urea bersubsidi ketua Gapoktan desa Sebalik enggan memberi keterangan. (Tri sutrisno)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *