Majalahglobal.com, Mojokerto – Hadi Purwanto, S.T., S.H., M.H. selaku Direktur LBH Djawa Dwipa dan LKH Barracuda menggelar rutinan selawat dan doa bersama, Kamis (26/6/2025) di Jalan Raya Banjarsari Nomor 59, Kedunglengkong, Dlanggu, Mojokerto.

Penanggung Jawab Kegiatan, Hadi Purwanto S.T., S.H., M.H. menyampaikan, Malam satu Suro atau 1 Muharram merupakan hari pertama dalam kalender Hijriyah.
“Dalam Islam, malam ini memiliki makna penting sebagai awal tahun baru Hijriyah. Banyak umat Islam yang melakukan amalan-amalan tertentu untuk menyambut tahun baru ini. Mulai dari berdoa, bersyukur, memohon ampun, dan melakukan introspeksi diri untuk menilai apa yang telah dilakukan di tahun sebelumnya dan membuat rencana untuk menjadi lebih baik di tahun yang baru,” pesannya.

Penasehat Kegiatan, Ustad Mukid menerangkan, biasanya selawatan di rumah Pak Hadi Purwanto dilaksanakan pada Minggu ketiga, namun khusus bulan ini diminta pas malam satu suro untuk mengawali tahun dengan hal-hal yang positif.
“Hal positif itu kita wujudkan dengan cara berselawat, doa bersama, dan berdzikir. Dengan harapan satu tahun kedepan itu nanti mendapatkan keberkahan untuk selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT,” harap Ustad Mukid.

Diterangkannya, tentunya berjuang istiqomah di jalan Allah itu banyak tantangan mulai dari fitnah dan sebagainya. Apalagi ini di kampung yang notabenenya bukan orang pesantren.
“Sehingga tantangan untuk menegakkan agama Allah itu pasti ada. Akan tetapi kami merapatkan barisan dengan grup selawat Al Haddad Djawa Dwipa untuk bisa istiqomah selawat, doa, dan dzikir bersama. Semoga upaya ini mendapatkan ridho dari Allah dan bisa mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dalam siapa itu Rasulullah,” jelasnya.
Penasehat Jemaah K.H. Hasan Mathori menambahkan, saat ini berada di bulan suro.
“Mari kita lestarikan tradisi menyambut bulan suro dengan bersholawat dan doa bersama,” ungkapnya.
Dijelaskannya, sebenarnya kalau banyak yang mau merasa bahwa dia bodoh maka tidak akan ada perang. Namun karena kebanyakan berebut pintar dan tidak mau menerima kebodohannya maka terjadilah perang.
“Contohnya Israel lawan Palestina itu rebutan dunia sehingga terjadi peperangan hingga saat ini,” pungkasnya.
Perlu diketahui, orang tidak akan bisa baik jika dia masih pelit. Ada rezeki lebih tapi tidak mau memberi. Punya ilmu lebih tapi tidak mau memberikan ilmunya.
“Selain itu, orang tidak akan baik jika sedekah namun berniat pamer. Jangan sampai niat ngaji juga untuk pamer merasa paling fasih ataupun paling banyak hafalan qurannya,” pesannya.
Kedepannya, saat Memperingati Maulid Nabi Muhammad jangan sampai ada penarikan ke warga.
“Bahkan Nabi Muhammad dan anak cucu Nabi itu diharamkan minta-minta. Mulai besok sampai 10 suro barangkali ada orang yang tidak dikenal minta menjelang Dzuhur usahakan penuhi permintaannya. Andaikan belum bisa memberi sampaikan mohon maaf karena kebanyakan orang tersebut adalah wali Allah,” paparnya.
Diceritakannya, ada salah satu pondok yang santrinya bisa habis karena ada orang minta saat awal suro dengan menggunakan pakaian kotor dan badannya kotor masuk ke pondok dan masjid untuk minta ke pemilik pondok.
“Melihat itu, akhirnya pemilik pondok tersebut marah-marah dan mengusir orang yang minta tersebut. Itu salah satu ciri bakal dinaikkan derajatnya jika lulus dalam ujian tersebut. Memang ujiannya berat untuk bisa dinaikkan derajat oleh Allah,” tegasnya. (Jay/Adv)