mahkota555

Wisata Moral Warga Mojokerto, HMN Kunjungi MKP di Pengadilan Tipikor Surabaya

Wisata Moral Warga Mojokerto, HMN Kunjungi MKP di Pengadilan Tipikor Surabaya
Anggota HMN saat berfoto di Pengadilan Tipikor Surabaya

Majalahglobal.com, Surabaya – Wisata umumnya dilakukan dengan bersenang-senang, atau wisata religi yang umumnya dilakukan untuk menyenangkan hati. Bagaimana jadinya jika ada wisata moral? Ya, hal unik inilah yang dilakukan oleh Organisasi Harimau Mojokerto Nusantara (HMN).

 

Alih-alih berkunjung ke surabaya, organisasi yang kerap disebut HMN tersebut menyempatkan diri berkunjung di Pengadilan Tipikor Surabaya. (15/9/2022).

 

Sekjen HMN, Samtoyo menuturkan bahwa akan diagendakan pembacaan putusan Pengadilan Tipikor Surabaya dengan no. Perkara 3/Pid.Sus-TPK/2022/PN Sby atas terdakwa Mustofa Kamal Pasa.

 

“MKP adalah contoh kebiadaban yang dipelihara dalam diri seseorang, buktinya dia telah merusak tatanan etika pemerintahan Kabupaten Mojokerto dari waktu ke waktu dengan melakukan berbagai kejahatan yang saat ini dituduhkan, baik suap-menyuap, jual beli jabatan, pencucian uang dan penyalahgunaan kekuasaan. Ini adalah contoh jika kekuasaan diambil alih oleh orang yang salah walaupun bermulut manis. Kami ingin mengikuti sidang yang dijadwalkan hari ini pembacaan putusannya” ujar Samtoyo.

 

Samtoyo juga menuturkan bahwa acara ini adalah sebagai momentum bagi pemerintah Kabupaten Mojokerto dan masyarakat mojokerto pada umumnya, serta anggota HMN pada khususnya agar berusaha sebaik mungkin untuk bersikap jujur dan amanah.

 

“Walaupun tidak mudah, tapi dengan bercermin dari sosok MKP kita akan malu jika menjadi sosok yang sama seperti dia” tegas Samtoyo.

 

Adapun penundaan sidang tersebut dikarenakan majelis hakim merangkum kurang lebih keterangan 600 saksi dan fakta-fakta dari para pihak yang dihadirkan di persidangan agar meminimalisir dissenting opinion.

 

Selain itu, Anik Lutfiah selaku Ketua Harimau Pertiwi Nusantara (HPN) juga menambahkan jika hidup sederhana lebih menyenangkan daripada hidup mewah tapi menggunakan uang haram hasil korupsi.

 

“Lebih baik hidup sederhana, banyak saudara. Bisa bercanda dan tertawa bersama, kumpul dan ngopi bareng lebih berarti daripada hidup mewah tapi hasil korupsi,” cetus Anik. (Jay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *