Peringati Peristiwa Penyerangan PETA, SCS Smaga Kunjungi Bunker Jepang

Lumajang – majalahglobal.com : Dalam rangka memperingati peristiwa penyerangan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar yang dilaksanakan setiap tanggal 14 Februari, Study Club Sejarah (SCS) SMA Negeri 3 Lumajang mengadakan Lawatan Sejarah ke Bunker Jepang di Lumajang, Sabtu, (16/02/2019).

Kegiatan Lawatan tersebut dimulai pukul 08.00 WIB s/d selesai diawali dengan mengunjungi Bunker Jepang yang berada di dekat rumah warga yang berada di Desa Wotgalih, Kec. Yosowilanngun, Kab. Lumajang.

“Pada Lawatan Sejarah Bunker Jepang kali ini mengambil rute dari Desa Wotgalih, Kec. Yosowilangun, Kab. Lumajang, kami menjumpai banyak Bunker yang tidak terawat karena kurangnya kesadaran warga akan pentingnya nilai sejarah bagi bangsa” Ujar Windy Ketua Pelaksana Lawatan Sejarah.

Lebih lanjut Windy menjelaskan selain Bunker tidak terawat masyarakat banyak yang memanfaatkan untuk menyimpan karung beras dan peralatan-peralatan rumah tangga ada juga bunker yang terdapat coret-coretan dari oknum yang tidak bertanggung jawab.

Setelah mengunjungi Bunker di Desa Wotgalih kunjungan dilanjutkan ke Bunker yang terletak di tepi Pantai Watu Pecak.

Sebelum sampai di Bunker tersebut rombongan SCS Smaga berhenti di Jembatan baru yang disebut Jembatan Suramadu 2/Surawangi.

Sementara itu Drs. Joni, M.Pd selaku Guru Sejarah yang juga Pembina SCS Smaga menjelaskan bahwa Bunker merupakan salah satu peninggalan Jepang, dimana Jepang mempergunakannya untuk menyimpan berbagai peralatan perang dan didalam  bunker terdapat celah yang dipergunakan Jepang untuk mengintai musuh yang akan masuk ke wilayah Lumajang melalui pantai selatan dan di dalam bunker diperkirakan dapat memuat 5-7 orang.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang selama ini dilakukan SCS Smaga pasalnya melalui kegiatan Lawatan Sejarah ataupun Kunjungan Situs dapat menumbuhkan kecintaan kepada generasi muda akan peninggalan bersejarah khususnya yang ada di daerahnya sehingga nantinya akan muncul rasa Nasionalisme yang tinggi dan berupaya  untuk menjaga dan melestarikannya” terang alumnus IKIP Negeri Malang tersebut.

Kunjungan berikutnya yaitu ke Bunker Jepang dan makam yang terletak diatas bukit, dibukit tersebut terdapat makam seseorang yang bernama Njugo yang merupakan makam orang yang dianggap sakti yang memiliki Kuda Sembrani yaitu kuda yang dapat terlihat dan terkadang juga tidak terlihat.

Larasati salah satu pengurus SCS Smaga menjelaskan “Alasan mengapa Jepang membuat Bunker di atas bukit karena Jepang ingin para anggota PETA yang merupakan pasukan cadangan Jepang tersebut dapat memantau dan siap jika sewaktu-waktu ada serangan Sekutu dari daerah Australia dan Asia”Jelasnya.

Bunker Jepang merupakan salah satu peninggalan penjajahan Jepang yang harus dikunjungi
sebagai media pembelajaran yang bertujuan untuk menambah wawasan tentang sejarah di Lumajang.

Kunjungan selanjutnya SCS Smaga melanjutkan perjalanan ke Monumen Peta yang terletak di Desa Condro, Kec. Pasirian tepatnya di dekat pasar hewan.

“Saya sangat senang sekali karena dapat mengunjungi Bunker Jepang dan dapat mengetahui sejarah Bunker yang ada di Jepang”Ujar Elsa Mega Faradilla selaku anggota SCS. (Putri Dahlia Larasati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *