Bantuan Biaya Hidup Mahasiswa Bidikmisi Ditambah

SURABAYA – majalahglobal.com : Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan menaikkan jumlah bantuan biaya hidup mahasiswa penerima Bidikmisi. Bila sebelumnya menerima Rp 600 ribu per bulan, mulai tahun ajaran 2017/2018 naik menjadi Rp 650 ribu per bulan.
    
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Prof Intan Ahmad mengatakan, kenaikan biaya hidup itu dipastikan untuk semua penerima Bidikmisi. Bukan hanya bagi calon penerima di tahun ajaran 2017/2018 mendatang.
“Kenaikan itu untuk semua penerima,” kata dia di sela-sela kunjungannya di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Kamis (2/2).
     
Dia menegaskan, untuk biaya pendidikan mahasiswa penerima Bidikmisi di perguruan tinggi sudah terkover semua. Nominal biaya yang dikelola perguruan tinggi sebesar Rp 2,4 juta per semester.
    
“Pemerintah menyediakan dana Bidikmisi setahun sampai Rp 3,2 triliun untuk 320.000 lebih mahasiswa. Jadi, banyak sekali,” tuturnya.
    
Intan mengatakan, secara keseluruhan kuota penerima Bidimisi tahun ajaran 2017/2018 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Bila tahun lalu pemerintah hanya menyediakan kuota 60 ribu mahasiswa, tahun ini menjadi 80 ribu mahasiwa. Menurut dia, dengan adanya Bidimisi ini, anggota keluarga yang secara ekonomi tidak mampu tapi memiliki kemampuan akademik bagus dapat menjadi mahasiswa.
    
Calon mahasiswa ini, lanjut dia, diminta melamar melalui jalur-jalur yang sudah disediakan. Antara lain melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan jalur Mandiri di PTN. “80 ribu itu nanti untuk PTN dan perguruan tinggi swasta (PTS). PTS sekitar 15 ribu mahasiswa se Indonesia,” ungkapnya.
     
Untuk jalur Mandiri, Intan memastikan bukan hanya bagi pendaftar kalangan mampu. Jalur tersebut merupakan salah satu cara masuk menjadi mahasiswa. “Bisa saja kan dia tidak diterima jalur SNMPTN, SBMPTN. Kemudian belajar lagi bisa diterima ke Mandiri. Ada beberapa juga yang memang diterima di jalur Mandiri,” katanya. Asalkan, lanjut Intan, calon mahasiswa ini masuk persyaratan dari keluarga tidak mampu. “Jadi terbuka semua,” imbuhnya.
    
Sedangkan Bidikmisi bagi PTS, kuotanya akan dibagikan ke tiap-tiap Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis). Koordinator Kopertis kemudian membagi ke PTS. “Karena tidak semua juga mau menerima,” tuturnya. Kemenristekdikti menekankan, salah satu persyaratan yang menerima jatah Bidimisi, institusi bersangkutan tidak boleh menarik biaya tambahan.
    
Mengenai persyaratan PTS penerima kuota Bidikmisi, Intan menginginkan yang berakreditasi baik. Tapi, tidak menutup kesempatan bagi yang belum begitu baik. “Karena mungkin saja di situ ada mahasiswa yang baik. Jadi kami tidak terlalu membatasi,” jelasnya.
     
Dia meminta calon mahasiswa dari kalangan tidak mampu untuk segera memanfaatkan Bidikmisi ini. Kalau tidak menggunakan Bidikmisi, mahasiswa tidak mampu akan kesulitan studi kedokteran. “Jadi ini benar-benar tepat sasaran, tapi memang persyaratannya harus tidak mampu,” tandasnya saat di wawancari para awak media. (Dhonna)

Berita Majalah Global Edisi 065, Februari 2017 :

SBY Minta Klarifikasi Jokowi
Angkutan Sekolah Gratis Dukung Pemkot Mojokerto Raih Piala WTN 2016
Jalan Rusak ke Tambang Emas Tumpangpitu Diperbaiki
Bantuan Biaya Hidup Mahasiswa Bidikmisi Ditambah
DPRD Kabupaten Mojokerto Selama 3 hari Konsultasi Studi Banding
Keguyuban Masyarakat Bersama Wabup Mojokerto Dalam Giat Kampung Guyub JTV
Kurangi Polusi, ITS Operasikan Bus Kampus
Pergantian Dirut Pertamina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *