Majalahglobal.com, Mojokerto – Ruwah Desa, Pemerintah Desa (Pemdes) Kedungmaling menggelar ngaji bareng K.H. Nur Hadi (Mbah Bolong).
Kepala Desa Kedungmaling, H. Edy Prabowo, S.H. menerangkan, Ruwah Desa Kedungmaling tidak berubah formatnya.
“Ruwah Desa merupakan tradisi di seluruh desa yang tujuannya mempersiapkan diri kita dalam menyambut bulan suci ramadhan. Ruwah itu artinya membersihkan. Jadi benar-benar siap menjalankan ibadah sebaik-baiknya,” ungkap Edy di Pendopo Balai Desa Kedungmaling, Sooko, Mojokerto, Rabu (12/2/2025).
Ditambahkannya, kemudian kenapa ada berbagi konsumsi secara massal seperti malam ini, hal ini agar mendapatkan ridho Allah.
“Jika ada 40 orang saja ada 1 malaikat yang mendoakan, bayangkan hari ini ada berapa malaikat yang mendoakan mengingat yang datang malam ini ada ratusan orang,” terang Edy.
Dijelaskannya, manfaat dari kumpul ini adalah silaturahmi. Mari kita berdoa bukan untuk diri kita sendiri tapi kita juga harus mendoakan leluhur kita.
“Kita bisa melaksanakan acara seperti ini atas jerih payah leluhur kita. Maka wujud terima kasihnya adalah baca tahlil, istighosah, dan doa bersama seperti malam ini,” jelas Edy.
Ia berharap saat dirinya purna tugas atau meninggal dunia ada amal jariyah yang bisa terus dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Kedungmaling.
“Ilmunya para guru ini adalah salah satu syarat memajukan desa. Selain itu pemimpin adil juga ikut andil dalam memajukan desa. Saya ini berupaya menjadi pemimpin yang adil. Saya ini tidak mampu menilai diri saya sendiri. Semua saja, bila ternyata dalam saya mengemban amanah ini tidak adil, silahkan saya diingatkan,” papar Edy.
“Saya akan berterima kasih ketika diberikan nasihat. Silahkan manfaatkan berbagi grup untuk saling memberikan masukan. Menjelang bulan ramadhan ini, saya minta maaf sebesar-besarnya,” imbuh Edy.
K.H. Nur Hadi (Mbah Bolong) menambahkan, pada malam ini, Pemerintah Desa Kedungmaling mengadakan Ruwah Desa.
“Mari kita awali acara ini dengan Bismillahirrahmanirrahim dan bersyukur Alhamdulillahhirobbilalamin serta bersholawat Allahumma soli ala Muhammad,” pesan Mbah Bolong.
Masih kata Mbah Bolong, orang kalau sudah usia 50 tahun ke atas itu biasanya sudah milih-milih. Durian enak kalau banyak-banyak bisa kena stroke.
“Nikmatnya orang tua itu bisa melaksanakan salat tahajud, salat jamaah, dan ketemu teman seusianya,” jelas Mbah Bolong.
Ditegaskannya, orang itu kalau punya masalah jangan salahkan orang lain. Salahkan dirimu sendiri. Yang datang semua disini punya masalah atau tidak. Punya semua pastinya.
“Perlu diketahui, seorang istri mencium suami itu sama dengan khatam Al-Qur’an 12 kali. Maka silahkan sering-sering dilakukan. Barokah ngaji itu tandanya bertambahnya taqwa, tawadhu, dan zuhud,” papar Mbah Bolong.
Lebih lanjut dikatakannya, rezeki paling enak itu seperti Gus Dur. Jangan pernah mementingkan diri sendiri biar rezekinya seperti sumur.
“Setiap 19 Januari, makam Gus Dur selalu penuh takziah bahkan sampai tidak muat. Dalam setahun total ada Rp 2 miliar isi dari kotak amal di makam Gus Dur. Dan itu semua disedekahkan ke warga sekitar makam Gus Dur yang kurang mampu,” ujar Mbah Bolong.
“Balai Desa itu tempatnya perkara. Balai Desa Kedungmaling ini contoh Balai Desa yang bagus karena dibuat pengajian,” tambah Mbah Bolong. (Jay/Adv)