Raker Forikan Mojokerto, Fokus Bangun Budaya Makan Ikan Untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat

Kabupaten Mojokerto – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menghadiri secara langsung Rapat Kerja (Raker) Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Tahun 2024. Pelaksanaan raker tersebut dilaksanakan sebagai upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto untuk membangun kesadaran individu maupun seluruh masyarakat agar gemar mengkonsumsi ikan.

Pelaksanaan raker yang berlangsung di Pendopo Graha Maja Tama (GMT), Selasa (21/5) pagi. Acara dihadiri oleh Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Mojokerto, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Mojokerto, Ketua Umum Forikan kabupaten Mojokerto, Ketua Forikan kecamatan, serta 80 peserta yang terdiri dari pengurus Forikan tingkat Kabupaten maupun Kecamatan, Pokja III TP PKK Kabupaten Mojokerto.

Raker Forikan yang memiliki visi ‘Mewujudkan Masyarakat yang Sehat, Kuat dan Cerdas Dengan Ikan Sebagai Menu Utama Keluarga Indonesia’, juga turut mengundang dua narasumber yakni Farida dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan demo masak bersama chef linda dari Lautan Natural Krimerindo.

Bupati Mojokerto menanyakan kepada Kepala Dinas Pangan dan perikanan kabupaten Mojokerto terkait tindakan lanjut pelatihan untuk pengelolaan ikan pasca panen.

“Saya minta untuk pak Ridwan untuk menindaklanjuti karena pada saat itu saya sudah menanyakan berbagai pelatihan-pelatihan untuk pengolahan ikan pasca panen produk ikan termasuk budidaya ikan. Dan ternyata ada UPTnya tinggal kita berkerja sama sehingga harapannya para petani ikan kita panen tidak hanya dijual dalam bentuk ikan segar akan tapi bisa ada pengolahan yang kemudian nanti produk ikannya kita langsung dikonsumsi seperti itu” ujar Bupati Mojokerto.

Bupati Ikfina juga mendorong Forikan untuk lebih aktif dalam meningkatkan konsumsi ikan. “Forikan harus menjadi motor penggerak untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Mojokerto,” imbuhnya.

Bupati Ikfina juga menginstruksikan Dinas Pangan dan Perikanan untuk menindaklanjuti pelatihan pengelolaan ikan pasca panen dan untuk memijahkan ikan wader.

“Jadi pr terbesar Kepala Dinas Pangan dan perikanan adalah pemijahan wader. Saya belum berani mengeluarkan produk hukum dari perkara terkait dengan menekan untuk penjualan makanan khas Kabupaten Mojokerto berupa sambel wader. Karena belum berhasil memijahkan wader itu. Untuk pemijahan kita akan tentukan dan tetapkan sungai yang akan dilindungi sehingga bisa menjadi tempat untuk pendewasaan wader,” jelasnya.

Baca Juga :  Pererat Silaturahmi, Dewan Guru MA Khomsani Nur Adakan Refreshing ke Hutan Pinus Poncosumo

Perlu diketahui saat ini beberapa pelaku kuliner sambel wader yang merupakan makanan khas Mojokerto sedang mengalami kesusahan mencari bahan baku.

Pemerintah kabupaten Mojokerto telah melakukan studi banding di jawa barat terkait budidaya ikan air tawar. Dan meminta dukungan dan kerjasama kepada dinas kelautan dan perikanan provinsi Jawa Timur.

“Kami sudah melakukan studi banding di Sukabumi Jawa Barat milik kementerian kelautan dan perikanan untuk budidaya ikan air tawar. Disana kita sudah belajar dan menyaksikan sendiri serta berupaya nanti tinggal dinas kelautan dan perikanan provinsi Jawa Timur mendukung dan bekerja sama dengan kita,” terang orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto itu.

Pemerintah kabupaten Mojokerto rutin melaksanakan rapat kerja forum peningkatan konsumsi ikan (Forikan). Untuk Posisi tingkat konsumsi ikan kabupaten Mojokerto berada di 48,17 kg per kapita per tahun pada tahun 2024. Untuk tahun 2024 masih dalam proses perhitungan. Karena tidak mudah untuk menghitungnya.

“Setidaknya kita tidak jauh berbeda dengan nasional. Kita sama Pr-nya dengan jawa timur. Bagaimana cara dan merubah mindset saja saat ini tentu tidak masalah ketika kemudian tidak punya laut karena distribusi bahan pangan itu sudah sangat luar biasa dan teknik pengolahan bahan pangan itu juga sudah luar biasa” ungkapnya.

Bupati Mojokerto menyampaikan bahwa dirinya tidak berani menetapkan target tinggi karena tidak memiliki laut. Namun, pihaknya ingin pemerintah untuk fokus pada kepentingan masyarakat dalam meningkatkan konsumsi ikan.

“Kemudian atas nama kabupaten Mojokerto tidak punya laut sehingga tidak berani menetapkan target tinggi salah kalo menurut saya. Karena sesungguhnya jangan melihat kita tidak punya potensi laut tapi lihatlah kepentingannya. Kenapa ada forikan? Kenapa tingkat konsumsi ikan terus didorong? Dan target target yang ditetapkan. Karena kita butuh untuk kepentingan masyarakat untuk masyarakat memakan ikan,” ujarnya.

Disisi yang lain ini tantangan untuk pemerintah kabupaten Mojokerto karena kita sedang dihadapkan dengan permasalahan stunting dan menjadi evaluasi besar. Untuk angka stunting kemarin berbeda di angka 9,6 persen. Begitu lepas pengawasan dan perhitungan lagi angka tersebut naik menjadi 16 persen.

“Sesungguhnya kalo kita membiasakan ibu hamil konsumsi ikan bagus, pada ASI Eksklusif ibunya mengkonsumsi ikan, pada saat mendapatkan MPASI Ini merupakan tantangan besar bagaimana para ibu memberikan MPASI yang tidak instan bikin sendiri. Ketika memasuki ikan dalam MPASI yang instan itu berat. Kalau mau ikan syaratnya tidak instan dan bisa diberikan usia 7 bulan masuk 8 bulan karena proteinnya kompleks. Kalo tidak dibiasakan tidak akan mau anak anak karena amis. Ikan itu memiliki hal negatif yaitu bau amis. Karena kita tidak mempunyai laut hanya mengandalkan ikan penghasil ikan laut ketika sampai ke kita tidak dalam kondisi fresh akan muncul bau amis. Ketika fresh tidak akan muncul bau amis” ujar Bupati Mojokerto.

Baca Juga :  Bappeda Jombang Targetkan Indeks Inovasi Daerah Masuk Kategori Sangat Inovatif

Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini mendorong Forikan untuk lebih aktif dalam meningkatkan konsumsi ikan dan khususnya membiasakan untuk para bumil, ibu menyusui, anak dan para lansia mengkonsumsi ikan

“Ini merupakan tugas forikan bagaimana bumil, ibu menyusui mau makan dan menjadi menu utamanya serta makanan pendamping ASI pilihan ikan. Di sisi yang lain Bagaimana para lansia menjadi sumber protein untuknya juga ikan syaratnya jangan digoreng,” ucapnya.

Bupati Ikfina juga menyampaikan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Kabupaten Mojokerto, salah satunya memasang target dan memonitor lalu lalang ikan.

“Dan kita harus memasang target, kalo sudah pasang target upayanya apa? Dan memonitor lalu lalangnya ikan yang keluar masuk Mojokerto. Kalo bagus banyak yang masuk sedikit yang keluar. Otomatis akan meningkatkan konsumsi ikan di kabupaten Mojokerto,” terangnya.

Tujuan dari terlaksananya raker Forikan yaitu membangun kesadaran masyarakat untuk meningkatkan konsumsi ikan menjadi pembudayaan makan ikan, meningkatkan satuan gerakan pelaksanaan program atau kegiatan antara stakeholder Forikan dengan tujuan penurunan stunting, menyampaikan laporan program kegiatan Forikan tingkat kecamatan. (Jay).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *