Waspada PMK dan LSD saat Idul Adha, Pemkot Mojokerto Adakan Bimtek

Waspada PMK dan LSD saat Idul Adha, Pemkot Mojokerto Adakan Bimtek
Wali Kota Mojokerto saat memberikan sambutan
Majalahglobal.com, Mojokerto – Waspada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD) saat Idul Adha, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Mojokerto mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemotongan Hewan Qurban dan Juru Sembelih Halal (Juleha).
Wali Kota Mojokerto, Hj. Ika Puspitasari, S.E. menerangkan, tujuan Bimtek ini salah satunya untuk membekali para juru sembelih dan takmir masjid yang biasanya menyembelih hewan qurban.
“Dalam beberapa waktu terakhir ini, Indonesia sedang dilanda penyakit mulut dan kuku (PMK). Kemudian tidak berhenti pada penyakit mulut dan kuku tapi kemudian ada juga penyakit Lumpy Skin Disease (LSD),” jelas Ning Ita sapaan karib Wali Kota Mojokerto, Selasa (13/6/2023) di Pendopo Sabha Kridatama Rumah Rakyat Kota Mojokerto.
Waspada PMK dan LSD saat Idul Adha, Pemkot Mojokerto Adakan Bimtek
Wali Kota Mojokerto saat memberikan piagam penghargaan kepada Takmir Masjid
Lebih lanjut dikatakannya, kedua jenis penyakit tersebut menginfeksi pada hewan yang dikonsumsi oleh manusia.
“Hal ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah. Penyakit ini memiliki dampak terhadap manusia yang mengkonsumsi maupun yang melakukan penyembelihan atau bahkan yang memelihara,” terang Ning Ita.
Lebih jauh dikatakannya, hal ini perlu menjadi atensi bersama. Bagaimana menangani dan juga mencegah agar penyakit PMK dan LSD ini tidak berdampak membahayakan bagi manusia.
“Disisi lain, skema industri halal yang telah dilaksanakan mulai dari tahun 2019 tentu harus didukung oleh pemerintah daerah yang berada di wilayah Jawa Timur. Pemerintah Kota Mojokerto wajib untuk ikut menyukseskan program industri halal tersebut di dalam skema industri halal,” ungkap Ning Ita.
Waspada PMK dan LSD saat Idul Adha, Pemkot Mojokerto Adakan Bimtek
Peserta Bimtek mendengarkan dengan seksama
Masih kata dia, termasuk didalamnya adalah bagaimana menyediakan makanan yang dikonsumsi oleh manusia ini harus memenuhi syariat kehalalan tersebut di dalam skema yang lebih kecil lagi.
“Termasuk di dalamnya adalah bagaimana dalam proses penyembelihan penyediaan makanan hewan-hewan yang disembelih ini juga harus memenuhi syariat. Sehingga kita semua perlu untuk sejenak duduk dan mendengarkan materi yang akan disampaikan oleh para narasumber,” pesan Ning Ita.
Insha Allah materinya nanti, lanjut Ning Ita, akan bermanfaat buat kita semua. Tidak akan sia-sia kita meluangkan waktu untuk duduk disini mendengarkan materi dari narasumber.
“Kota Mojokerto merupakan Kota wisata sejarah dan budaya. Berbicara tentang kota wisata, tentu tidak bisa lepas dari makanan dan minuman. Orang datang berkunjung ke Kota Mojokerto itu pasti tidak lepas dari makanan dan minuman apalagi yang sudah terkenal di Kota Mojokerto adalah wisata kuliner,” papar Ning Ita.
Waspada PMK dan LSD saat Idul Adha, Pemkot Mojokerto Adakan Bimtek
Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kita Mojokerto mencegah PMK dan LSD
Menurutnya, berdasarkan data, di saat pandemi sedang melanda Indonesia tahun 2020-2021, di Kota Mojokerto ini justru tumbuh subur perkembangan cafe dan warung-warung baru. Jadi bukannya jumlahnya berkurang tapi jumlahnya justru semakin meningkat.
“Ini datanya kami punya semuanya. Hal ini menunjukkan bahwa memang kita ini sebagai tempat untuk berwisata kuliner bagi masyarakat dari berbagai daerah. Mari sama-sama berusaha mendukung makanan yang dijual di Kota Mojokerto ini benar-benar memenuhi memenuhi syarat-syarat halal,” tegas Ning Ita.
Masih kata Ning Ita, tentu saja tidak hanya sekedar dari bahan yang diharamkan, tetapi bagaimana proses penyembelihan memenuhi standar.
“Hal tersebut penting sekali karena mungkin masih banyak masyarakat kita yang belum memahami,” harap Ning Ita.
Sebagai Kota Wisata Kuliner, lanjut Ning Ita, penting sekali MUI bersinergi dengan Kemenag untuk melakukan sosialisasi secara masif dalam rangka melakukan pendampingan pada para pelaku usaha kuliner yang berjualan di Kota Mojokerto.
“Hal ini bertujuan agar mereka benar-benar memenuhi standar kehalalan. Semoga hal ini bisa dilaksanakan karena ini penting sekali meskipun belum semua pedagang kuliner khususnya pedagang kaki lima bisa memasukkan logo halal MUI karena mungkin prosesnya agak sedikit membutuhkan energi,” tandas Ning Ita.
Lebih lanjut dikatakan Ning Ita, tetapi paling tidak ketika MUI bersinergi dengan Kemenag untuk turut mensosialisasikan secara masif kepada para pedagang kuliner, mereka bisa memahami ilmunya.
“Keuntungannya, kita yang ingin berkuliner di Kota Mojokerto tidak lagi merasa was-was. Kita sudah merasa mantap dan yakin bahwa yang kita konsumsi ini benar-benar makanan yang halal. Kita semua tahu, ketidak halalan makanan yang masuk ke dalam tubuh kita itu dampaknya luar biasa terhadap perilaku kita semua,” tutup Ning Ita. (Jay/Adv)
Baca Juga :  PDIP Buka Pendaftaran, Gus Barra Ambil Formulir Penjaringan Calon Bupati Mojokerto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *