Hari Kartini, Idul Fitri dan Hari Bumi

Hari Kartini, Idul Fitri dan Hari Bumi
Hari Kartini, Idul Fitri dan Hari Bumi

Kalender 2023 tampaknya bisa dibilang tahun istimewa. Bulan April saja ada 4 moment penting tanggal merah.

Selain 7 April Wafatnya Isa Almasih. Tanggal 21 April adalah Hari Kartini. Sedangkan 22 April ada dua moment penting. Yakni Idul Fitri dan sekaligus Hari Bumi.

Empat peristiwa di atas mesti menarik untuk dikomentari. Setidaknya perlu digarisbawahi posisi tanggal merah yang letaknya berurutan dan bersamaan.

Jikalau 21 April diperingati secara nasional adalah Hari Kartini. Berikutnya 22 April merupakan 1 Syawal 1444 Hijriah pas Idul Fitri. Tanggal yang sama 22 April tersebut masyarakat dunia memperingati sebagai Hari Bumi.

Hari Kartini moment bersejarah tingkat nasional. Berguna memacu semangat etos kerja kaum hawa di tanah air. Juga simbol perlawanan wanita pejuang di tengah derasnya arus perubahan. Bahwa hak laki laki dan perempuan sebagai warga bangsa adalah sama. Ada kesetaraan gender. Tak ada diskriminasi. Hingga tak lama berselang lahirlah konsep Emansipasi Wanita Dalam Pembangunan Nasional. Banyak wanita mulai berkiprah dan menduduki pos pos penting pamerintahan. Kursi legislatif pun menetapkan kuota hampir berimbang soal komposisi gender. Termasuk sektor swasta dan jabatan penting di beberapa perusahaan nasional. Hampir semua lembaga merekrut dan melibatkan wanita dalam bekerja. Untuk mencari nafkah guna menopang ekonomi keluarga.

Kemudian Idul Fitri adalah Hari Kemenangan bagi Umat Islam. Yang telah mampu mengendalikan hawa nafsu selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan. Konon di beberapa belahan dunia berpenduduk mayoritas muslim (misal : Indonesia) kerap menyambut kemenangan dengan full suka cita. Bahkan ada dalil : Haram hukumnya di saat Hari Raya Idul Fitri berpuasa.

Adapun Hari Bumi merupakan konvensi internasional PBB untuk keselamatan umat manusia sejagad di bawah matahari. Bahwa derap organisasi aktivis lingkungan hidup kelas dunia seperti Green Peace, WWF, dan lain lain, tak lelah berjuang menyelamatkan bumi yang kita huni ini. Lapisan ozon yang terus menipis akibat rumah kaca, tercemarnya air laut dari buangan limbah pabrik industri yang tersebar di seluruh dunia. Sampai akhirnya organisasi Green Peace mengeluarkan semacam seruan ber-Nash : Jika sungai terakhir telah tercemar, Ikan terakhir telah diambil, Pohon terakhir telah ditebang. Maka kita akan sadar bahwa uang tidak bisa dimakan

Wassalam…

* ) Penulis adalah Host Anggoro Kasih, tinggal di Pekukuhan Mojosari Mojokerto.

Exit mobile version