Opini  

Takjil Dalam Perspektif Sosial

Takjil Dalam Perspektif Sosial
Ilustrasi Berbagi Takjil
Oleh : Drs. Kartiwi
Takjil Dalam Perspektif Sosial. Maraknya bagi bagi takjil pada jam ba’da ashar jelang adzan magrib menarik dicermati.

Memang ada pahala bagi seseorang yang dengan ikhlas berbagi makanan atau minuman buat saudaranya yang tengah menjalankan ibadah puasa.

Tulisan ini hadir bukan menyorot soal pahala. Tapi pada fenomena perilaku sosial jelang adzan magrib tiba.

Tak hanya di Mojokerto. Namun di kota kota besar Indonesia bahkan dunia. Terutama negara berpenduduk mayoritas muslim.

Para pengguna jalan dicegat. Mulai pejalan kaki, kendaraan roda dua, juga kendaraan pribadi roda empat. Tak jarang melibatkan anggota polisi untuk membantu mencegat.

Bagi pengguna jalan yang belum paham dan belum terbiasa bahwa ini bulan Ramadhan, kerap dibikin kaget. Terpikir ada Razia, atau dikiranya ada kecelakaan. Ternyata berhenti sesaat, hanya untuk diminta berkenan menerima bingkisan TAKJIL.

Hal ini sesuai ajaran Rosul. Bahwa hukum menyegerakan berbuka / membatalkan puasa di saat magrib tiba adalah Sunnah.

Sampai di sini, penulis melihat ada aspek lain yang unik bila dicermati. Mereka para sponsor pemberi takjil kerap berperilaku aneh aneh. Bahkan tak jarang mereka bukan dari golongan muslim. Dan terkadang si pemberi takjil sendiri (meski muslim) tidak berpuasa.

Atas nama intitusi mereka berbagi. Mulai ASN, karyawan pabrik, emak emak kampung, remaja jalanan, pondok pesantren, pelajar OSIS, hingga kumpulan pecinta warung kopi.

Komunitas atau Club apa pun kerap menggunakan momentum Ramadhan untuk action berbagi dan aktualisasi diri.

Gerak aktualisasi yang ditunjukkan mereka di hadapan publik kadang terbaca itikad maksud dan tujuannya.

Orientasi niat mereka cari pahala perlahan mulai bergeser. Semua dilalui begitu saja tanpa terasa. Tak lagi ngalap berkah beraroma amanah. Namun rata rata dari mereka tak lebih dari sekedar menjalankan program kegiatan. Lalu difoto atau video sebagai bukti dokumen pelaporan semata.

Singkat kata, pemandangan bagi bagi takjil yang digebyar di sudut perempatan atau jalan protokol identik dengan memanfaatkan Ramadhan sebagai sarana mewakili suara hati yang terdalam berbunyi : INI LHO KOMUNITAS-KU JUGA PEDULI.

* *) Penulis adalah YouTuber SULUK AJI, tinggal di Pekukuhan Mojosari Mojokerto.

Exit mobile version