Kota Mojokerto- WaliKota Mojokerto Ika Puspitasari mengajak masyarakat untuk senantiasa melestarikan nilai dan tradisi keagamaan sebagai landasan moral dalam berkehidupan sehari-hari.
Pihaknya lantas menyebut, ketika pandemi, Bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang tangguh, diberikan ketabahan dan kekuatan melewati masa sulit tersebut tentu bukan semata-mata upaya pemerintah dan masyarakat sendiri.
Melainkan juga berkat bantuan Tuhan Yang Maha Esa, melalui panjatan doa dan aktivitas spiritual masing-masing umat beragama yang tetap terjaga dan semakin kuat.
“Ada Kekuatan doa dari masing-masing tempat ibadah, pondok pesantren, yang tidak lelah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab sejatinya kita tidak punya kekuatan apapun, lahaula wala quwata illa billah,” ungkapnya saat bersafari Shubuh di Musholla Al Bajuri, lingkungan Keboan, Gunung Gedangan, Kamis (06/04/2023).
Sehingga pihaknya berharap nilai religiusitas terebut dapat dijaga dan ditingkatkan. Tidak hanya secara pribadi melainkan juga melalui komunitas, dengan senantiasa mengadakan kegiatan atau rutinitas tradisi keagamaan.
“Sebelumnya saya sudah pernah berkunjung ke sini. Sejak saat itu saya tau disini anak-anak juga dilatih bersholawat banjari, kemudian seperti hari ini juga ada istighosah bersama. Semoga Kegiatan-kegiatan keagamaan ini bisa dilestarikan di masing-masing lingkungan,” tambahnya.
Keberadaan religiusitas komunal dinilai tidak hanya menjadi upaya mempertahankan nilai-nilai agama di masyarakat itu sendiri, melainkan juga berkontribusi dalam terbentuknya solidaritas, kegotong-royongan, harmonisasi, dan berbagai karakter positif bangsa lainnya yang memang harus dijaga kelestariannya.
Karenanya, sosok wali kota yang akrab disapa Ning Ita ini mengapresiasi lingkungan masyarakat yang berupaya untuk menjaga religiusitas komunal tersebut.
“Maturnuwun warga lingkungan Keboan yang berupaya untuk menjaga rutinitas keagaam ini bisa berlanjut. Semoga bisa terus lestari hingga anak, cucu, dan cicit kita,” pungkasnya. (Red)