Bawaslu Tidak Tau Jika ada Kampanye di Acara Gus Ami Menyapa Warga Mojokerto

Bawaslu Tidak Tau Jika ada Kampanye di Acara Gus Ami Menyapa Warga Mojokerto
Bawaslu Tidak Tau Jika ada Kampanye di Acara Gus Ami Menyapa Warga Mojokerto

Selain para petinggi partai PKB, juga tampak sejumlah anggota legislatif dari Fraksi PKB DPRD Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto di acara Gus Ami (Panggilan Akrab Muhaimin Iskandar) Ketua DPP PKB, Jumat (27/11/2020) di Hotel Raden Wijaya, Kota Mojokerto.

Selain itu, acara tersebut juga dihadiri oleh kakak kandung Mbak Titik, Ida Fauziah yang merupakan Menteri Tenaga Kerja RI. Selain itu juga tampak hadir Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar serta kyai kharismatik Mojokerto, KH Khusein Ilyas.

Gus Ami menjelaskan bahwa Pemilihan Bupati Mojokerto Insya Allah kita menang. Jangan tanya prosentase, target kita yang penting Mas Pung dan Mbak Titik menang

“Target menang ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, ia melihat para ulama dan kyai di bumi mojopahit ini solid memberikan dukungan kepada pasangan calon (paslon) yang diusungnya. Biasanya yang dapat restu dari jumhur (golongan, red) ulama terbanyak itulah yang menang. Dan Alhamdulillah kita sudah dapatkan itu,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Bawaslu Kabupaten Mojokerto, Aris Fahrudin Asy’at mengaku tidak tau jika ada acara Gus Ami.

“Loh iya ta disana ada acara ? Saya malah tidak tahu. Kalau di wilayah Kabupaten, insha Allah saya tahu. Seingatku raden wijaya itu diwilayah kota ya. Banner itu kan termasuk metode kampanye. Nah, prinsipnya Bawaslu Kabupaten Mojokerto itu bekerja sesuai dengan kewilayahannya. Apabila ada dugaan pelanggaran diluar wilayah kewenangan, kita akan berkoordinasi dengan bawaslu provinsi terkait itu. Kewenangan sepenuhnya kita berikan ke pemkot atau dinas perizinan, jelas Aris, Sabtu (28/11/2020).

Baca Juga :  Korupsi Rp 360 Juta, Kades Sampangagung Ikhwan Arofidana Ditangkap Polres Mojokerto

Sementara itu, Machradji Machfud Aktivis LSM senior di Mojokerto yang merupakan Ketua LSM LPR (Lembaga Pemberdayaan Rakyat) menyampaikan bahwa Gus Ami sebagai Ketua DPP PKB menyapa warga Kabupaten Mojokerto adalah hal yang biasa.

“Saya membaca berita-berita di koran itu. Kalau disimpulkan acara kemarin itu kampanye. Ya sah-sah saja, karena memang PUTI ini didukung oleh PKB,PDIP dan PBB. Jadi, kalau pengusungnya berusaha untuk menang adalah hal biasa. Tetapi harus menang terhormat atau kalah bermartabat. Jadi tetap pada rel-rel yang ditentukan,” pungkas Machradji, Sabtu (28/11/2020).

Machradji menambahkan, mestinya Bawaslu Kabupaten Mojokerto tanggap, kalau saya jadi Bawaslunya saya bubarkan itu, karena bukan menyapa tapi kampanye. Paslon juga hadir, Ketua PWNU jawa timur juga hadir bahkan Menteri Ketenagakerjaan juga hadir yang isinya kampanye memenangkan Paslon PUTI.

“Menurut saya, keinginan Gus Ami untuk memenangkan Paslon PUTI saya kira jauh panggang dari api. Pertandingan ini sudah mau selesai. Ibarat strategi sudah finishing, saya membaca sebagai Ketua LSM LPR, yang mengawali start untuk kampanye adalah IKBAR. Jadi ibarat rekrutmen suara IKBAR itu sudah mendahului,” ujar Machradji.

Lebih lanjut, Machradji mengatakan jika kampanye itu harus ada izinnya. Jadi saya mengkritik Bawaslu juga agar lebih sigap memberlakukan aturan main. Banner pengumuman Gus Ami menyapa masyarakat Kabupaten sebelumnya juga sudah di pasang dimana-mana. Dari jalan Jayanegara hingga depan hotel Raden Wijaya yang masuk wilayah Kota Mojokerto.

Baca Juga :  BPN Kabupaten Mojokerto Laksanakan Gerakan Sinergi Reforma Agraria

“Hasil survey saat ini dari The Republic Institute Paslon IKBAR sudah mencapai 64%, YONI 16% dan PUTI 20%. Interval sejauh itu, menurut saya, apapun yang dilakukan sulit nyalip. Itu hal yang mustahil jika PUTI bisa menang. Kecuali ada akrobat politik. PKB, PDIP, PBB atau Partai pengusung paslon PUTI ini telah memanfaatkan organisasi NU dalam politik. Tapi, jangan lupa ada paslon lain yang juga merupakan warga NU. Baik IKBAR maupun YONI harus didukung mestinya. Bahkan, Gus Barra ini anak kandung Ketua umum PERGUNU se-Indonesia, KH. Asep Saifudin Chalim. Artinya ada NU. Ada bu Nisa di kubu YONI yang merupakan warga NU. Mestinya, ketiga-ketiganya didukung. Kalau mengerucut hanya pada satu paslon menurut saya kurang pas,” cetus Machradji. (Jay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *