Majalahglobal.com, Mojokerto – Polresta Mojokerto menggelar konferensi pers hasil ungkap kasus Tindak Perdagangan Orang Berhubungan Badan Bertiga (Threesome), Senin (11/4/2022) di Kantor Polresta Mojokerto, Jalan Bhayangkara No.25 Kelurahan Sentanan Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.
Dalam konferensi persnya, Wakapolresta Mojokerto Kompol Dr. Sarwo Waskito, S.H., S.Sos, M.Hum., MM. mengatakan, pada siang hari ini di bulan Ramadhan ini Polres Mojokerto Kota melaksanakan konferensi pers tindak pidana perdagangan orang atau disingkat (TPPO)
“Jadi modus operandi pelaku berinisial WW ini adalah dengan menjual istrinya yang berinisal B melalui Facebook untuk melakukan hubungan threesome. Setelah ada yang minat, maka pria yang pesan itu membayar uang muka Rp. 500 ribu. Kemudian Setelah bertemu dengan pria yang memesan istrinya, maka dibayarlah Rp 1.5 juta sesuai kesepakatan dan terjadilah hubungan threesome tersebut. Pelaku itu janjian dan membawa istrinya di salah satu hotel di wilayah hukum Polres Mojokerto Kota,” jelasnya.
Ditegaskannya, dalam hal ini pelaku dijerat dengan undang-undang RI Nomor 21 Tahun 2000 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan ancaman hukuman penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 15 tahun serta denda sedikitnya Rp. 120 juta hingga Rp. 600 juta.
“Kalau pengakuan dari pelaku, sudah dua kali ini pelaku menjual istri sirinya. Yang pertama di Kediri dan yang kedua di Mojokerto. Yang pesan untuk melakukan hubungan threesome adalah warga sipil biasa, orang Mojokerto. Pelaku ini telah menikah dengan istri sirinya sejak 6 bulan yang lalu, saat istri sirinya masih gadis. Baik pelaku maupun istrinya selama ini tinggal di Tulungagung dan menikah siri juga di Tulungagung. Menurut pengakuan pelaku, ide threesome datang dari pelaku dan istrinya karena tergiur dengan uang yang didapat, mengingat pelaku hanya bekerja sebagai mekanik mobil swasta,” tutupnya. (Jay)
