Halsel – Majalahglobal.com. Satu-satunya rumah milik Kepala Desa Taba Yaja Kecamatan Bacan Timur Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan. Provinsi Maluku Utara. Berukuran kecil dan terdapat hanya satu (1) tempat tidur bersama istri dan anak-anaknya.
Meski menjabat sebagai Kades Taba Jaya selama 4 periode terhitung sejak tahun 2010 barulah Arbi Dahlan membangun rumahnya pada tahun 2013 berlokasi di Desa Taba Jaya dengan luas fandasi berukuran 4X9 meter persegi hanya terdapat satu kamar tempat tidur bersama istrinya, dan anak-anaknya yang sudah dewasa terpaksa memilih untuk tidur di ruang tamu beralas tikar seadanya.
Walaupun sudah memasuki 4 periode menjabat kades Taba Jaya, hinggi kini memasuki tahun 2025 kondis rumah Arbi Dahlan belum juga ia rehap sehingga masih terlihat kasar tersusun batu telah tampa ada pelesteran.
Menurut Arbi, Kehidupan pilu yang di jalani bersama keluarganya lebih memilih hidup sederhana, namun keluargnya merasa bahagia terasa di surga.
Saya bersama keluarga lebih memilih hidup seadanya tapi terasa seperti di surga karena hidup ini hanya sebatas air hujan yang jatuh dari langit dan tersangkut di daun dengan sendirinya akan kering habis. Kata Arbi saat ditemui Wartawan di kediamannya. (10/01/2025).
Bahkan kata Arbi, Warga sudah berulang kali meminta saya agar memperbaiki rumah dan menambah kamar tempat tidur agar anak-anak juga bisa tidur di kamar tetapi terasanya berat karena untuk membangun rumah harus menabung gaji selama bertahun-tahun, sebab makan sehari-hari saja tidak mencukupi apa lagi membangun rumah. Ungkap Arbi
Meskipun ia memiliki kuasa untuk menggunakan Dana Desa, atau mengalokasikan program pemerintah untuk kepentingan pribadi, ia tidak memiliki niat sedikit pun untuk menggunakan hal tersebut.
“Kalau yang berpikir materialistis pasti akan mempertanyakan kenapa bisa kepala desa 4 periode tinggal di rumah seperti ini, tetapi hanya orang-orang yang berpikir jernih bisa menila” jelasnya.
Menurutnya menjadi seorang kepala desa bukanlah untuk memperkaya diri sendiri dan juga sebagai tempat untuk memuaskan nafsu. Menjadi seorang kepala desa adalah untuk mengabdi kepada Masyarakat.
“Kepala desa bukanlah untuk memperkaya diri sendiri, melainkan tempat pengabdian. Kalau tidak punya niatan baik untuk menjadi kepala desa mending usaha saja yang bener, karena di desa itu lebih besar pasak dari pada tiang,” jelas Arbi dengan penuh senyum, namun kesedihan terpancar di wajahnya.
Ia pun menceritakan asal mula dirinya bisa menjadi seorang kepala desa di Desa Taba Jaya. Saat itu dirinya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun untuk pencalonan lantaran memang tidak memiliki biaya.
“Awalnyansaya diminta oleh masyarakat untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa, dan saat itu saya menerima permintaan masyarakat untuk nyalon. Alhamdulillah menang, bahkan bisa 4 periode pun bisa terpecahkan,” ungkapnya.
Dahulu, kondisi Desa Taba Jaya sangat amat memperihatinkan. Mulai dari kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah, kesulitan air bersih hingga tidak memiliki kantor desa untuk melaksanakan tugas negara.
Pada saat ia menjabat sebagai kepala desa, ia mulai memecahkan satu demi satu masalah yang ada di desanya, mulai dari infrastruktur jalan, kantor desa hingga dengan permasalahan air.
“Sekarang alhamdulillah kantor desa sudah ada, jalan sudah bagus, bahkan sudah ada pipanisasi untuk memecahkan permasalahan kesulitan air,” jelasnya.
Ia merasa bersyukur karena sudah menjalankan tugas kepala desa dengan selamat dan tanpa adanya permasalahan. Saat ini aktifitasnya diisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti mengisi pengajian dan lain sebagainya.
Ia berpesan kepada para kepala desa yang masih menjabat untuk memiliki niatan baik dalam menjalankan roda pemerintahan di desa dan menjadikan jabatannya sebagai tempat pengabdian.
“Tergantung kemauan kepala desa, kalau good Will-nya ada, political will-nya ada, akan terealisasi. Kepada kepala desa yang ada di seluruh Indonesia mengabdi hanya untuk Allah, jadi kepala desa itu bukan tempat untuk mencari keuntungan,” pungkasnya.
(Jurnalis/Kandi)