Kasus DBD Meningkat, Kabid P2P Dinkes Kabupaten Mojokerto Galakkan Fogging dan PSN

Kasus DBD Meningkat, Kabid P2P Dinkes Kabupaten Mojokerto Galakkan Fogging dan PSN
Kasus DBD Meningkat, Kabid P2P Dinkes Kabupaten Mojokerto Galakkan Fogging dan PSN
Majalahglobal.com, Mojokerto – Dalam rangka mencegah endemi demam berdarah (DBD) di kawasan Bumi Majapahit, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati bersama Forkopimda Kabupaten Mojokerto menggelar Fogging di Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Selasa (23/4/2024).

 

Pada momen itu Bupati Ikfina menjelaskan bahwa fogging dilaksanakan lantaran untuk kasus DBD di Kabupaten Mojokerto mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Diduga salah satu penyebabnya adalah siklus nyamuk yang meningkat akibat musim hujan berkepanjangan.

 

“Tahun ini terjadi peningkatan dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Kasus DBD di Kabupaten Mojokerto, sebetulnya ini adalah siklus endemi yang setiap tahun sama, karena siklusnya akan naik di musim penghujan, apalagi di bulan Maret kemarin curah hujan masih sangat deras,” Ungkapnya.

 

Endemi sendiri adalah penyakit yang menjangkit suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Endemi merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu. Untuk di Indonesia, endemi yang kerap terjadi adalah malaria dan demam berdarah.

 

Bupati perempuan pertama di Mojokerto itu juga menambahkan jika langkah yang diambil oleh Pemkab Mojokerto tidak hanya terpaku pada fogging saja, mengingat fogging hanya efektif untuk membasmi nyamuk dewasa, sedangkan untuk membasmi jentik-jentik nyamuk dan telurnya, ia mengerahkan relawan Jumantik yang berada dibawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto untuk memantau jentik nyamuk dari rumah ke rumah.

 

“Beberapa hari ini sudah dilakukan persiapan serentak untuk melakukan fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, disisi yang lain Jumantiknya kita gerakkan supaya bisa melakukan upaya untuk pemberantasan nyamuk dalam kondisi telur ataupun jentik,” jelasnya

 

Selanjutnya, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto itu juga menerangkan bahwa langkah-langkah yang diambilnya adalah agar di Kabupaten Mojokerto tidak sampai terjadi kejadian luar biasa (KLB) endemi DBD.

 

“Dengan ini kita akan bisa mengantisipasi, ini adalah langkah riil supaya tidak terjadi KLB, karena sebetulnya kalau dibandingkan kota atau kabupaten yang lain, Kabupaten Mojokerto ini tidak termasuk angka yang tinggi,” pungkasnya.

 

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Agus Dwi Cahyono mengatakan, tren penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini terus meningkat.

 

Jika sebelum Lebaran tercatat ada 126 kasus, kini mencapai 143 kasus. ’’Dari catatan kami, kasus DBD terus alami peningkatan,’’ ungkapnya.

 

Kendati tinggi, Agus bersyukur, sejauh ini tidak sampai memakan korban jiwa. Itu setelah setiap kasus yang terjadi di tengah masyarakat langsung bisa dapat penangan medis secara cepat dan terukur.

 

Baik oleh fasilitas kesehatan di tingkat puskesmas maupun rumah sakit. Sesuai data dinkes, DBD ini banyak menyasar usia 0-15 tahun, baru setelah itu menyasar usia di atas 15 tahun.

 

’’Untuk sebarannya merata. Di data kami, kecuali untuk Kecamatan Trawas masih kosong. Sedangkan Kecamatan Kutorejo dan Pacet minim kasus,’’ paparnya.

 

Menurutnya, tren peningkatan kasus ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Bumi Majapahit saja melainkan merata di berbagai daerah.

 

Faktor utama, sesuai asesmen kementerian kesehatan, tak lain karena cuaca yang tidak menentu.

 

Intensitas hujan yang masih terjadi membuat nyamuk Aedes Aegypti mudah berkembang seiring bermunculannya genangan air di lingkungan masyarakat.

 

Di sisi lain, kesadaran masyarakat melakukan pemberantasan juga rendah.

 

’’Kalau informasi dari kementrian karena cuaca yang tidak tentu di tahun ini. Makanya hampir seluruh provinsi ada kenaikan kasus DBD. Bisa jadi, juga karena momentum puasa dilanjut libur Lebaran membuat masyarakat kurang melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungannya,’’ jelas Agus.

 

Sebagai tindak lanjut, puskesmas diminta lebih giat lagi untuk mengajak masyarakat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus serta melakukan fogging.

 

Tampak yang turut hadir dan berkolaborasi dalam Fogging di desa Sumbertanggul adalah Perwakilan dari Polres Mojokerto beserta KODIM 0815 Mojokerto, Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto sebagai Inisiator, Camat beserta Forkopimca Mojosari, Kepala Desa Sumbertanggul dan para Relawan Jumantik. (Jay)

Exit mobile version