Guru Sejarah di Nusa Tenggara Barat Ikuti Pelatihan Jurnalistik Yang Digelar Oleh Bidang Humas AGSI

Guru Sejarah di Nusa Tenggara Barat Ikuti Pelatihan Jurnalistik Yang Digelar Oleh Bidang Humas AGSI
Guru Sejarah di Nusa Tenggara Barat Ikuti Pelatihan Jurnalistik Yang Digelar Oleh Bidang Humas AGSI

LOMBOK TENGAH, majalah global.com – Dalam upaya mengasah kemampuan di bidang Jurnalistik sebanyak 8 Guru Sejarah di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang digelar oleh Bidang Humas Pengurus Pusat Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Rabu-Minggu (2-6/08/2023).

Guru Sejarah di Nusa Tenggara Barat Ikuti Pelatihan Jurnalistik Yang Digelar Oleh Bidang Humas AGSI
Guru Sejarah di Nusa Tenggara Barat Ikuti Pelatihan Jurnalistik Yang Digelar Oleh Bidang Humas AGSI

Adapun kedelapan guru yang mengikuti Pelatihan Jurnalistik yakni Munawir Haris, Sahnim, Cahyadi, Yopi Aris Widiyanto, Nurlaila Sukaina, Arief Sahrul Tiro, Abdul Hanan dan Suharni.

Pelatihan Jurnalistik yang digelar pertama kalinya ini diikuti 90 peserta perwakilan dari seluruh Propinsi yang ada di Indonesia dan menghadirkan pemateri Heni Purwono Pengajar Praktik dan Fasilitator Pendidikan Guru Penggerak dan Andreas Syah P Dosen Desain Komunikasi Visual Universitas Negeri Malang (UM).

Ketua Bidang Humas PP AGSI Marfianto dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh Ketua AGSI Provinsi yang telah mengirimkan utusannya untuk mengikuti Pelatihan Jurnalistik ini.

“Pelatihan Jurnalistik ini digelar dengan sistem daring sinkronus dan asinkronus. Nantinya para peserta akan memperoleh ilmu bagaimana cara membuat flyer digital dan cara menulis berita yang benar, sehingga harapan kami setelah pelatihan ini para peserta bisa mempublikasikan segala kegiatan AGSI didaerahnya masing-masing,” Ujar Marfianto.

Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma saat membuka Pelatihan Jurnalistik mengungkapkan bahwa guru bukan profesi biasa, guru harus memiliki kompetensi yang menunjang profesinya.

“Guru Sejarah jangan menjadi katak dalam tempurung. Maka dari itu kita harus membuka diri terhadap ilmu lain salah satunya jurnalistik,” Terang Sumardiansyah.

Lebih lanjut Sumardiansyah menambahkan bahwa dengan kemampuan jurnalistik, kita dapat menuliskan jejak sejarah yang nantinya menjadi eksistensi sebuah peristiwa.

Sementara itu Baiq Ella Apriana Ketua AGSI NTB saat dihubungi via telpon mengatakan Pelatihan Jurnalistik ini sangat bermanfaat sekali bagi guru sejarah khususnya bagi kami pengurus AGSI NTB, pasalnya selain memperoleh ilmu bagaimana membuat flyer digital dan cara menulis berita benar, peserta juga diajak praktik langsung sehingga materi yang disampaikan lebih mudah dipahami.

“ Kami selalu mendorong para pengurus AGSI NTB untuk mengikuti pelatihan Jurnalistik, harapannya dari pelatihan ini dapat melahirkan jurnalis baru yang akan memberitakan segala kegiatan yang dilaksanakan oleh AGSI NTB dan kegiatan disekolah masing-masing,” Harap Guru Sejarah SMA Negeri 1 Pujut tersebut. (Yopi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *