SIDOARJO,majalahglobal.com – Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Selain “narkoba” istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napas yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Bahaya narkoba sangat berdampak sekali, bagi generasi Bangsa Indonesia khususnya.
Dan ini, adalah tugas bagi kita semua, untuk memerangi narkoba, yang mana kita harus saling bersinergi dari semua pihak.
Hari Selasa (31/5/2022), diruang pertemuan Fave Hotel Sidoarjo, pada pukul : 08.00 wib – selesai. Diadakannya rapat kerja program pemberdayaan masyarakat anti narkoba di lingkungan masyarakat.
Yang mana acara tersebut dihadiri oleh, Kepala BNNK Sidoarjo yang mewakili, instansi kelurahan Lemah Putro, Desa Mulyodadi, Desa Rangkah Kidul, LSM Mapan ( Masyarakat Peduli Anti Narkoba Indonesia), LSM JAMAN ( Jaringan Masyarakat Anti Narkoba), LSM GMDM ( Gerakan Mencegah Dan Mengobati), Karang Taruna Sidoarjo, dan PKK Sidoarjo.
Ada 3 materi yang di sampaikan oleh beberapa Nara sumber yaitu :
1. Materi I “Sinergitas Masyarakat Untuk Sukseskan Program Desa Bersinar/ Bersih Narkoba yang disampaikan oleh Kepala Dinas PMD Sidoarjo.
2. Materi II “Pemetakan Penggiat yang di sampaikan oleh Dita Amalia,S.Sos, M.Psi, ( Yayasan Rehabilitasi Plato Foundation).
3. Materi III “Strategi Pemberdayaan Masyarakat” yang di sampaikan oleh AKBP (Purn) Ria Damayanti, S.H, ( FKDM Jatim).
Drs.Mulyawan, S.IP, MM, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Sidoarjo memaparkan Desa Bersih Narkoba adalah satuan wilayah setingkat Kelurahan/ Desa yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat Pelaksanaan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba ( P4GN) yang dilaksanakan secara massif.
“Tujuan Desa Bersinar adalah keterlibatan Pemerintah Desa dalam memerangi narkoba melalui P4GN, menjadi sebuah strategi yang tepat, karena desa sebagaimana diatur dalam UU No.6 Tahun 2014 mempunyai kewenangan dalam membina masyarakat desa untuk berhak mendapatkan pengayoman serta perlindungan dari gangguan ketentraman dan ketertiban di desa, agar terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tentram di desa”.
“Maka kegiatan ini dapat dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa ( RPJM Desa) dan Rencana Kegiatan Desa (RKP Desa), serta di anggarkan didalam APBDesa”tambahnya.
AKBP (Purn) Ria Damayanti, S.H, (FKDM Jatim ), sangat miris sekali apa yang terjadi perihal di Indonesia khususnya. Faktor penyebab maraknya peredaran gelap narkoba di Indonesia adalah rendahnya laporan masyarakat tentang narkoba, belum optimalnya peran serta instansi pemerintah, serta lembaga pendidikan, kurangnya efek jera Hukuman mati, dan masih banyak hal lagi.
Ini sebuah PR bagi kita semua, sehingga narkoba tidak sampai melebar luas, dan harus segera di berantas,”pungkasnya.
Dita Amalia, S.Sos, M.Psi, sebagai Yayasan Rehabilitasi Plato Foundation, terkait Penggiat Anti Narkoba adalah Agent of Change merupakan orang- orang terpilih yang akan menjadi perpanjangan tangan dari BNN di lingkungan masing-masing dalam hal P4GN,”ucapnya.
“Dan Penggiat Anti Narkoba sekaligus pelopor dan pelapor. Dan juga harus memiliki, integritas, spiritual yang tinggi yang mana bisa memberikan kata – kata yang mengena bagi pengguna narkoba, sehingga tidak sampai terjerumus lebih dalam, dan perlunya kerjasama dan berkolaborasi, dan terus berkelanjutan. Berharap Sidoarjo kedepan sebagai percontohan tidak sampai di sini saja, tetapi bisa sampai ke tingkat nasional,”harapnya.(lidya/sgi/mg)
