SIDOARJO – Permasalahan sampah di sidoarjo terus diurai oleh Pemerintah Kabupaten
Sidoarjo, karena sebagai menjadi salah satu problem pelik yang harus segara mendapatkan solusi.Jumat,18/2/2022.
“Kami coba urai soal sampah ini. Ada dua strategi utama. Pertama, kita intervensi modern
persampahan sehingga kerja pengolahan lebih efektif, bagaimana di pilah, lalu di konversi
menjadi energi, semua kita siapkan dalam jangka menenggah. Strategi kedua, memperkuat
standar pemilahan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) kawasan, supaya
mengurangi sampah masuk ditempat pembuangan akhir (TPA)
Sejak 25 Oktober 2021, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) sidoarjo
mengharapakan kebijakan bahwa (TPA) Jabon tidak lagi menerima sampah nonresidu
(sampah yang belum di pilah).
Dalam hal menyikapi sampah yang menumpuk di belakang pasar porong terlihat
kumuh,tepatnya di sungai kanal yang menuju desa gedang porong tersebut bikin
pemandangan kurangnya diperhatikan,dan kesadaran masyarakat kurang adannya sosialisasi
dari pemerintah desa maupun dari pemerintah kabupaten sidoarjo tentu ini akan menjadi masalah dikemudian hari apalagi di musim penghujan ini bikin aliran air disungai tidak sempurna/lancar dengan demikian akan mengakibatkan banjir.
Dari penelusuran Tim media majalah global ini berharap pemerintah kabupaten sidoarjo
harus secepatnya mengupayakan sungai tersebut di normalisasi agar tumpukan sampah dan
tanaman enceng gondok cepat diurai sehingga tidak menggangu mengalirnya air ke muara sungai Brantas -Porong.
Dengan demikian sampah yang menumpuk itu tentu butuh perhatian khusus oleh pemerintah
desa untuk bagaimana bersinergi dengan pemerintah kabupaten bisa mengatasi sampah yang
menumpuk itu paling tidak diupayakan dari dinas terkait supaya bisa memberikan suatu
solusi sehingga sampah yang disungai tersebut lebih cepat untuk penanganannya lebih
diutamakan atau setidaknya diprioritaskan,dari sampah yang menumpuk itu salah satu
kecerobohan dari petugas kebersihan pasar porong atau dinas lingkungan hidup dan
kebersihan kabupaten kurangnya meninjau lingkup sungai kanal tersebut.
Saat itu disela kami dalam penelusuran di sekitar pasar porong baru menyempatkan
wawancara dengan salah satu dari pedagang kaki lima sebut saja dengan Bapak usman (55),
menurut keterangannya memang selama ini sungai ini belum pernah ada dari petugas untuk
mengurai masalah tumpukan sampah tersebut,bahkan setiap kali hujan deras air hujan
menggenangi sungai ini yang pada akhirnya meluber ke jalan hingga banjir sampai sekarang,”tuturnya.
Harapannya semoga tumpukan sampah yang dari gelas air mineral itu dan belum plastik
bekas serta botol plastik dan juga jenis sampah yang lainya itu segera ada penanganan dari petugas kebersihan atau dari Pemerintah Kabupaten,paling tidak Bapak Bupati sendiri bisa meninjau kesini,”tambahnya.(tim mg )