PA GSNI Jatim, Siap Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme Dikalangan Pelajar

Surabaya – majalahglobal.com : Dalam rangka membangkitkan kembali kejayaan Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI), Minggu, (3/2/2019) digelar acara Dies Natalis  ke-60 Tahun dan Pengukuhan Dewan Pimpinan Propinsi Persatuan Alumni Gerakan Siswa Nasional Indonesia (DPP PA GSNI) Jawa Timur. Acara tersebut mengusung tema “Membangun Jiwa NASIONALISME-PATRIOTISME GSNI & Tantangan di Era Revolusi Industri IV”.

Acara yang digelar di Hall Mangkunegara Hotel Narita Jl. Barata Jaya XVII No. 57-59 Surabaya tersebut dihadiri oleh segenap Alumni  GSNI dan para kader GSNI Se-Jawa Timur. Tercatat peserta yang hadir kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari pendiri GSNI Djoko Soemadyo, Ketua DPN PA GSNI Soenarto Sardhiatmodjo, sesepuh GSNI Jawa Timur, J.Subekti, Perwakilan DPN PA GSNI Bambang Yudho, perwakilan kaum perempuan Nasionalis, Noviana Yaniar dan perwakilan kader GSNI dari masing-masing cabang di Jawa Timur.

Baca Juga :  Universitas Hang Tuah Resmikan Program Studi Dokter Spesialis Kelautan

Ketua DPP PA GSNI Jawa Timur, Soenarwan Marhaendra menegaskan bahwa saat ini di kalangan pemuda dan pelajar menghadapi tantangan paham radikalisme dan gerakan anti Pancasila.

“Paham radikalisme dan gerakan anti Pancasila menjadi tantangan serius bagi kaum muda dan jajaran DPP PA GSNI Tiwa Timur,” kata Soenarwan.

Lebih lanjut Soenarwan menegaskan, dirinya merasa miris dengan kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini. Yakni, banyak generasi muda yang jauh terlibat ke dalam gerakan paham radikalisme dan gerakan anti Pancasila serta berniat mengganti dengan ideologi yang lain.

“Maka dari itu, saatnya para pemuda berani melakukan perlawanan secara ideologis, dengan memperdalam wacana terkait ideologi bangsa serta membangun lingkaran kader nasionalis yang kuat,” paparnya.

Baca Juga :  Respon Wakil Presiden

Soenarwan melanjutkan dalam menindaklanjuti agenda besar ideologis, DPP PA GSNI Jatim akan segera melaksanakan kaderisasi dengan kategorisasi yang disesuaikan dengan usia. Yakni, kaderisasi usia 20-35 tahun, 36-50 tahun dan di atas 50 tahun. Setiap jenjang usia memiliki kurikulum kaderisasinya masing-masing.

“Seluruh warga bangsa Indonesia pada usia berapapun memiliki tanggungjawab moral terhadap perlawanan kepada paham radikalisme dan gerakan anti Pancasila,” pungkas Soenarwan.(Ananda Salsabila Kenyo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *