Wabup Mojokerto: Panen Padi Model/Demplot Merupakan Terobosan Luar Biasa

MOJOKERTO – majalahglobal.com : Dibandingkan dengan anorganik, pupuk organik telah lama diyakini dan terbukti mampu menaikkan kualitas tanaman baik dari segi manfaat maupun hasil jual. Tidak terkecuali pada tanaman pangan seperti padi, yang mampu panen dengan hasil lebih melimpah. Hal ini disampaikan Danrem 082/CPYJ Kolonel Arm Budi Suwanto, saat panen padi di lokasi Pembuatan Model/Demplot/Pilot Project Tanaman Pangan Padi Kodim 0815 Mojokerto di Dusun Karangbendo, Desa Sumberjati, Kecamatan Mojoanyar, Senin (10/9).
Danrem juga menyampaikan bahwa presiden telah menginstruksikan TNI untuk membantu program pertanian dalam upaya swasembada pangan. Maka dari itu, Kementrian Pertanian melakukan MoU dengan Kepala Staff AD, dalam rangka membantu distribusi pupuk agar tepat sasaran. Disamping itu pula, ada program demplot, yang dimaksudkan agar satuan kewilayahan membuat inovasi untuk membantu petani yang salah satunya dilakukan Kodim 0815.
“Hasil tanaman pangan menggunakan pupuk organik memang dihargai lebih tinggi. Disamping lebih sehat, kesuburan tanah juga terjaga. Seperti yang diterapkan pada demplot tanaman pangan padi oleh Kodim 0815 kali ini. Kunci swasembada pangan sendiri yakni menggunakan bibit hibrida seperti yang diterapkan di Jepang. Tentu hal ini kita harapkan bisa diterapkan pada pertanian di Indonesia. Dalam perkiraan hitung, upaya ini menelan Rp 864 miliar menggunakan anggaran negara. Ketika dipalikasikan, hasil outputnya bisa mencapai Rp 11 triliun lebih jika berhasil,” kata Danrem.
Masih tutur Danrem, keterlibatan TNI – AD dalam program pertanian dalam rangka pencapaian target swasembada pangan melalui percepatan produksi pangan dan membantu meningkatkan kesejahteraan petani.  Salah satu program yang sudah berjalan dan mendapatkan respon positif adalah Sentra Pelayanan Padi Perpadu (SP3T) di wilayah Korem 082/CPYJ.
Sementara Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, mengungkapkan terima kasihnya kepada Danrem 082/CPY, Dandim 0815 yang telah mempraktekan tanaman padi pupuk organik. 
“Ini suatu terobosan yang luar biasa, dengan hasil yang ada selisih sampai tiga ton. Daerah ini memang daerah binaan Pemkab Mojokerto, termasuk Dinas Pertanian dan Pengairan PU Kabupaten Mojokerto. Ini luar biasa, karena di bulan September kita masih bisa panen. Saya mengajak para petani, Poktan dan Gapoktan untuk meniru model percontohan yang dikembangkan Kodim 0815 Mojokerto, mulai pembenihan, perawatan, penyiangan dan pemupukan,” lengkap wabup.
Sedangkan Dandim 0815 Mojokerto Letkol Kav Hermawan Weharima, dalam laporannya mengatakan, pembuatan Model/Demplot/Pilot Project Tanaman Pangan Kodim 0815 Mojokerto, mampu mengurangi pupuk kimia hingga 80 persen dengan hasil 8,5 ton/hektar.
“Ide muncul setelah masa tanam selesai. Kegiatan ini menjawab permasalahan di masyarakat yakni meningkatkan produksi padi. Kesulitan pada masa tanam umumnya masalah pupuk. Harga pupuk kimia tinggi. Rupiah juga sempat melemah. Oleh karena itu kami inisiataif mengurangi pupuk kimia. Tadinya ingin sewa lahan 1 hektar, namun ketika ide itu datang, ternyata masa tanam sudah berakhir. Akhirnya mencoba di lahan seperempat hektar. Tapi tidak mengapa, ini percobaan. Alhamdulillah, sekali mencoba ada hasil dan bisa dicontoh. Kita bisa mengurangi pupuk kimia hingga 80 persen. Di lahan yang sama dengan pupuk biasa hasilnya 5,5 hektar/ton. Sedangkan di lahan yang sama dengan metode kami, bisa menghasilkan 8,5 ton/hektar atau naik 50-60 persen,” jabar Dandim.
Prediksi hasil panen di lokasi pembuatan Model/Demplot/Pilot Project Tanaman Pangan Padi  Kodim 0815 Mojokerto sejumlah 8,54 ton per hektar ini berdasarkan hasil  pengubinan yang dilakukan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, Babinsa dan Petani, pada 7 September pekan lalu di lahan seluas 1.150 meter2. (Jayak Mardiansyah)
Baca Juga :  Bupati Ikfina Silaturahmi Idul Fitri Ke Sejumlah Ulama Di Kabupaten Mojokerto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *