Keindahaan Alam Yang Musnah Di Magetan

MAGETAN – majalahglobal.com : Aktifitas bertambangan gunung lawu,munkin sudah tidak asing lagi di telinga masarakat jawa timur maupun jawa tengah,pertambangan ini mulai pata tahun 1978 menurut impormasi yang saya dapa dari masarakat sekitar yang kontra.pada awalnya batu2 hanya di gunakan untuk kepentingan desa saja seperti membuat jalan di bikin mahesan kerajinan patung batu.tapi mulai saat ini kontisi itu sudah berubah dengan adanya pabrik pengilingan pengundulan hutan lindung penjarahan benda pusaka serta pembakaran hutan yang di lakukan oleh manusia.
Dampak negatip yang di akibatkan dari pertambangan itu seperti jalan2 rusak akiat alat berat keluar masuk,sumber mata air banyak yang mati,hewan liar mulai punah.itu berberapa dampap yang di lakukan oleh masarakat. Maupun oleh investor.berberapa hal jugak dampak positip yang di hasilkan di antaranya perekonomian desa maju banyak pekerjaan yang di hasilkan contok masarakat mulai bukak usaha warung kopi,banyak lahan bekas tambang bisa bercocok tanam,padi jagung karet buah buahaan.ada pun berberapa perputaran uang yang di hasil kan dari tambang di antaranya sebagai berikut harga satu rit batu sekitar 300rb sampai 500rb tergantung batu yang di hasilkan.
Menurut surve yang saya lakukan tiap hari minimal ada 100truk yang berlalu lalang itu pun yang saya bisa amati munkin masih bisa 250truk itu belum dari pabrik2 yg mengunakan puso.jika di rupiah kan perputaran uang tiap hari bisa capai 1 miliyar atau lebih.ada berperapa hal yang masarakat luar yang belum tau rata2 pengasilan pencari batu tiap hari 600rb kuli ankut 200rb. 
Kalau saya bandingkan dengan umk surabaya sama jakarta sekitar 3juta munkin pengasilan batu tambang cukup nengiurkan bagi warga yang memiliki tenaga extra.kalok saya boleh mengeritik sedikit saja. Bangun lah prasarana di desa.itu sedikit cerita dari lereng bukit gunung lawu karang gubita mbasri kendal ngawi. (Khoirul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *