Inilah Strategi dan Bukti Sukses Pengentasan Kemiskinan di Banyuwangi

BANYUWANGI – majalahglobal.com Keberhasilan Banyuwangi menurunkan angka kemiskinan, mendapat perhatian khusus dari berbagai daerah. Salah satunya, Pemkab Sragen, Jawa Tengah yang secara khusus datang ke daerah di ujung timur Pulau Jawa itu untuk belajar tentang hal tersebut, Kamis (6/7).
Wakil Bupati Sragen Dhedy Endriyanto datang bersama 17 orang jajarannya untuk belajar strategi penurunan kemiskinan di Banyuwangi. Dia mengatakan sebagai ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) di daerahnya, dirinya telah lama memantau Banyuwangi. Menurutnya, Banyuwangi sangat layak menjadi tempat untuk studi terkait hal tersebut karena capaiannya yang fenomenal.
Bagi kami, Banyuwangi ini cukup fenomenal. Tahun 2011 lalu, Banyuwangi masih benchmark ke Sragen. Tapi empat tahun terakhir, malah Banyuwangi yang menyalip jauh daerah kami, khususnya dalam hal penurunan angka kemiskinan. Ini yang membuat kami penasaran sehingga ingin belajar serius ke sini, kata Dhedy.
Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko menjelaskan, keberhasilan Banyuwangi dalam menurunkan angka kemiskinan adalah berkat strategi keroyokan bersama banyak pihak. Pemerintah, BUMN, dan swasta bergandengan tangan saling mendukung menyelesaikan masalah-masalah kemiskinan.
Sebab jika hanya mengandalkan dana dari APBD, masalah kemiskinan tidak akan pernah selesai. Misalkan saat TNI akan melakukan karya bakti, kita arahkan untuk membuat program bedah rumah. Ini akan memperluas sasaran pengentasan kemiskinan yang belum tercover APBD. Dengan cara seperti ini jumlah kemiskinan di Banyuwangi lebih cepat  berkurang, kata Yusuf saat menerima rombongan tersebut di ruang Rempeg Jogopati.
Awalnya, imbuhnya, angka kemiskinan di Banyuwangi juga masih tinggi. Di tahun 2010, jumlahnya mencapai 20,4 persen. Bahkan di tahun 2014 banyak ditemukan orang miskin baru. Maka, mulailah pemkab membuat sistem yang terintegrasi antar SKPD, khususnya dengan Bappeda. Data kemiskinan yang ada di Badan Pusat Statistik pun terintegrasi dengan Bappeda, by name by address.
Pemkab juga membentuk Tim Pemburu Kemiskinan, Tim Pemburu Anak Putus Sekolah dan menggelar pelatihan bagi perangkat desa untuk bisa menyelesaikan urusan pembuatan Surat Pernyataan Miskin (SPM) di tingkat desa. Inovasi-inovasi ini, melengkapi inovasi sebelumnya yang telah dibuat pemkab. Seperti  Bantuan Operasional Siswa (BOS) dan program Siswa Asuh Sebaya (SAS), dimana secara periodik siswa yang mampu menyisihkan uang sakunya untuk membantu kebutuhan belajar siswa yang tidak mampu.
Langkah-langkah ini, membuahkan hasil yang cukup baik. Pada tahun 2015, angka kemiskinan turun menjadi 9,2 persen, dan data terakhir (2016) turun lagi menjadi 8,79 persen, terangnya.
Tak hanya itu, pemkab juga menggandeng beberapa perusahaan dan perbankan agar mau mengeluarkan program Corporate Social Responsibility (CSR)-nya untuk mengentaskan rakyat miskin. “Kami kumpulkan perusahaan dan perbankan. Pertemuan dengan perusahaan itu kami kemas dalam bentuk coffee morning atau gathering. Disitu kami ceritakan keinginan kami untuk membantu warga miskin dengan membedah rumah mereka. Mereka dipersilahkan mau menyumbang berapa. Dan ternyata mereka welcome dengan program yang kami buat,” tutur nya.
Banyuwangi juga fokus pada empat sektor dalam mengentaskan kemiskinan. Mulai dari tingkat pendidikan, kesehatan, produktivitas pertanian dan Industri Kecil Menengah (IKM). Masing-masing kecamatan kita potret berdasarkan empat sektor tersebut, yang langsung kita sandingkan dengan tingkat kemiskinannya, pungkasnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Dhedy memastikan bahwa pihaknya bersama jajaran terkait bertekat akan mengadopsi dan menerapkan kiat-kiat sukses pengentasan kemiskinan Banyuwangi.
Selain strategi pengentasan kemiskinan, Dedhy menyatakan pihaknya juga ingin belajar pengelolaan Pariwisata di Banyuwangi. Kami lihat, kunjungan wisatawan di Banyuwangi juga terus meningkat dari tahun ke tahun. Mumpung di sini, kami ingin belajar juga bagaimana cara Banyuwangi mengelola potensi wisatanya. Sragen punya situs sejarah Sangiran, pemandian air panas dan potensi lainnya yang ingin kami kembangkan, tutup Dhedy. (Andi)
Baca Juga :  Respon Wakil Presiden

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *