Pemkot Mojokerto Tanggung Jawab Atas Tragedi SMPN 7 Kota Mojokerto

Pemkot Mojokerto Tanggung Jawab Atas Tragedi SMPN 7 Kota Mojokerto
Pj. Wali Kota Mojokerto saat konferensi pers tragedi SMPN 7 Kota Mojokerto
Majalahglobal.com, Mojokerto – Pj. Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro mengadakan konferensi pers terkait adanya laka laut di Pantai Drini yang dialami murid SMPN 7 Kota Mojokerto, Selasa (28/01/2025) pagi.

 

Ali Kuncoro menyatakan, sebagaimana yang telah teman-teman kita ketahui. Bermula dari kegiatan outing class, dimana tujuannya untuk memberikan edukasi dan penyegaran di tingkat SD dan SMP yang menjadi kewenangan Pemkot Mojokerto.

 

“Pada waktu kejadian, total ada 257 murid SMPN 7 Kota Mojokerto ditambah dengan 16 pendamping. Kemudian terjadi laka laut yang terkena 13 siswa terkena gelombang, 9 dapat diselamatkan, 4 tidak dapat diselamatkan atau meninggal dunia,” ungkap Ali Kuncoro di Sabha Mandala Madya, Kamis (30/1/2025).

 

Ditambahkannya, Alhamdulillah proses evakuasi sampai pemakaman sudah bisa dilaksanakan semua. Pemkot Mojokerto akan hadir untuk menyelesaikan masalah ini.

 

“Terima kasih untuk rekan media yang sudah memberitakan. Ini adalah musibah dan silahkan klarifikasi ke saya, Sekda dan Plt Kadiskominfo jika ada yang ingin ditanyakan,” terangnya.

 

Masih kata Ali, dari 9 yang terselamatkan ada 2 yang masih di RSUP Sardjito yakni Muhammad Zaki dan Ariyono Riza.

 

“Kita pastikan 2 korban sudah semakin membaik. Ariyono Riza per hari ini sudah diizinkan untuk bisa pulang ke Kota Mojokerto. Namun Muhammad Zaki kami sampaikan bahwa masih harus sedikit lagi dilakukan perawatan karena kondisinya lebih parah dari Ariyono. Muhammad Zaki ini sempat dipasang ventilator karena paru-parunya dipenuhi dengan air. Saat kami kesana ventilator sedang terpasang namun ia masih sadar,” jelasnya.

 

Lebih lanjut dikatakannya, Muhammad Zaki hari ini alat ventilatornya sudah dilepas. Alhamdulillah ini berita yang menggembirakan.

 

“Kami laporkan terkait pembiayaan dan pendampingan maka menjadi tanggung jawab dan beban Pemerintah Kota Mojokerto. Hari ini kami akan mengumpulkan satuan pendidikan di Kota Mojokerto untuk memberikan persepsi yang sama yang sudah ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto. Bukan pelarangan tapi pembatasan. Diutamakan lokasi yang edukasi seperti museum, perpustakaan, situs Majapahit atau wisata religi agar minim resiko,” pungkasnya.

 

Pihaknya akan terus melakukan evaluasi. Siapapun penyelenggaranya pasti tidak mau kejadian seperti ini. Pada saat kejadian di lokasi itu, disana memang ada himbauan Pantai Drini itu adalah laut selatan. Kondisinya palung, setelah 50 meter itu sudah dalam sekali.

 

“Per hari ini satuan pendidikan wajib mengadakan tahlil selama 7 hari. Kemudian kami memberikan pendampingan psikolog ke 9 orang yang selamat. Selain itu kita juga gandeng Kemenag untuk menguatkankan spiritual,” ujarnya.

 

Lebih jauh dikatakannya, setiap kegiatan di sekolah pasti sudah menjadi pembicaraan pihak sekolah, komite dan wali murid.

 

“Dunia digital itu diminati karena manusia itu unik, pengen dimengerti dan pengen didengar. Kejadian laka laut ini bukan kali pertama. Di tahun 2024 itu sering terjadi dan tidak ada permasalahan hukum karena cuma dimintai keterangan. Yang jelas berita kepala sekolah ditahan itu tidak benar. Saya minta tolong sinergi dari insan media,” harapnya. (Jay)

Exit mobile version