Sidang Senat Terbuka, Pengukuhan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Tahun 2024

Sidang Senat Terbuka, Pengukuhan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Tahun 2024
Sidang Senat Terbuka, Pengukuhan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Tahun 2024

Kerinci, majalahglobal.com – As’ari ucapkan terimakasih kepada semua pihak atas pengukuhannya sebagai Guru Besar IAIN Kerinci, Prof As’ari mengatakan, “Kali ini spesial. Saya ingin mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Ir. Joko Widodo, melalui Menteri Agama RI, H. Yaqut Cholil Qaumas (akrab disapa Gusmen), Sekjen Kementerian Agama RI, Dirjen Pendididikan Islam, Direktur PTKI, Kasubdit Ketenagaan Diktis yang sekarang dijabat oleh Muhammad Aziz Hakim, S.H., M.H. dan pejabat sebelumnya Dr. Ruchman Bashori, M.Ag (sekarang telah dipromosikan menjadi Irwil II) pada Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI. (Ini tentu tidak ada kaitannya dengan politik apapun)”.

Sidang Senat Terbuka, Pengukuhan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Tahun 2024
Sidang Senat Terbuka, Pengukuhan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Tahun 2024

Kemudian terima kasih kepada Keluarga Besar Kementerian Agama RI secara keseluruhan; rekan dan Sahabat saya para Rektor/Ketua (Pimpinan) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), Ketua dan anggota Senat IAIN Kerinci, atas dukungan (support), motivasi, dan do’anya. Juga support dan do’a Para Pimpinan dan segenap Civitas Akademika IAIN Kerinci, support dan do’a serta pengorbanan keluarga tercinta (isteri, anak-anak, menantu, cucu), keluarga dekat lainnya, para sahabat dan kenalan, teman dan sahabat seperjuangan, yang pada akhirnya telah mengantarkan saya menjadi salah seorang Guru Besar (Profesor) diantara 959 orang Guru Besar dilingkungan Kementerian Agama RI (yang ada saat ini).

Sidang Senat Terbuka, Pengukuhan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Tahun 2024
Sidang Senat Terbuka, Pengukuhan Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Tahun 2024

Spesial kepada Yth. Prof. Dr. H. Muhammad Ali Ramdani, S.T.P., M.T., (Dirjen Pendis), Prof. Dr. H. Ahmad Zainul Hamdi, M.Ag (Direktur Diktis), Dr. Muhammad Aziz Hakim, S.H., M.H., (Kasubdit Ketenagaan Diktis) yang hadir langsung pada prosesi “sakral” akademik pengukuhan Guru Besar di IAIN Kerinci, Jum’at 23 Februari 2024. “Sakral”, karena ini (mungkin) terjadi hanya sekali dalam hidup saya.

Baca Juga :  Lagi-Lagi..Tongkang Bermuatan Batu Bara Tabrak Besi Jembatan

Mengapa saya harus berterima kasih ? Saya ingin mengatakan secara jujur bahwa (setidaknya bagi saya pribadi) sesungguhnya menjadi Guru Besar di Kementerian Agama RI itu prosesnya tidak mudah; tidak semudah yang dibayangkan, berat dan sulit. Penilaiannya “njelimet” alias sangat teliti dan rumit. Tidak terbatas hanya pada karya-karya ilmiah yang harus (wajib) terbit di Jurnal terindeks Scopus atau Jurnal Internasional ber-reputasi, jumlah kredit point yang berhasil dikumpulkan dari penilaian pelaksanaan Tri dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan/pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat), dan dinilai melalui tahapan-tahapan yang bertingkat, mulai dari penilaian oleh Admin, masuk ke Sidang Team Besar, difinalisasi oleh sidang Team Kecil. Setelah itu selesai ? belum; masih ada lagi penilaian secara khusus dengan melakukan “Profiling”, penelusuran track record (rekam jejak) melalui berbagai lini, baik mencari tahu lewat informan maupun ditelusuri lewat media sosial yang kita miliki (FB, WA, Instagram, Tik Tok, Telegram, dsb.)

Tahapan ini (pro filing) mungkin tidak dialkukan di tempat lain.
Mengapa semua itu dilakukan ? sependek yang saya tahu, tidak lain adalah untuk memastikan bahwa personil yang akan diangkat menjadi Guru Besar ini betul-betul punya Integritas, punya komitmen kebangsaan yang tinggi, punya paham keagamaan yang lurus (tidak ekrsrim kanan dan ekstrim kiri), punya kompetensi keilmuan, maupun konpetensi sosial yang baik, sehingga ketika diangkat menjadi GB tidak merusak citra agama (Islam) yang mulia, termasuk citra Kementerian Agama; dan tidak destruktif (berpotensi merusak) tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  Demi Terwujudnya Desa Yang Lebih Baik Kacabjari MuaraTembesi Berikan Pemahaman Hukum Di Batin XXIV

Tulisan ini tentu sama sekali tidak bermaksud memberi kesan yang macam- macam, apalagi menakut-nakuti dosen atau doktor-doktor muda kandidat Guru Besar, tapi lebih pada mengingatkan agar selalu menjaga loyalitas, kedisiplinan dan kinerja, sikap dan etitud, produktifitas ilmiyah, dan yang lebih penting lagi konsisten dengan ideologi, dan paham keagamaan yang wasathiyah (toleran dan moderat) sehingga bisa membawa kesejukan bagi masyarakat, perekat persatuan bangsa, dan bukan sumber kegelisahan dan perpecahan. (kmd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *