Sugiyanto Kritisi Lemahnya Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto

Sugiyanto Kritisi Lemahnya Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
Anggota DPRD Kota Mojokerto, H. Sugiyanto, S.H. saat menyampaikan pendapatnya
Majalahglobal.com, Mojokerto – Anggota DPRD Kota Mojokerto, H. Sugiyanto, S.H. mengkritisi lemahnya perencanaan pembangunan Kota Mojokerto.
“Saya berpendapat begitu lemahnya perencanaan pembangunan Kota Mojokerto. Mulai dari sisi anggaran, ini baru pertengahan tahun 2023 sudah 5 kali pergeseran anggaran. Artinya perencanaan kita sama sekali tidak matang,” tegas H. Sugiyanto, Senin (3/7/2023) di Kantor DPRD Kota Mojokerto saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Lemahnya Perencanaan Anggaran APBD 2023.
Sugiyanto Kritisi Lemahnya Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
Menurutnya, kalau bicara mengenai proyek wisata bahari. Wisata tersebut sudah menjadi rencana kerja Kepala Daerah sejak awal menjabat.
“Artinya ini bukan program yang mendadak adanya. Tetapi sudah menjadi bagian strateginya Kepala Daerah atau program prioritasnya Kepala Daerah. Jadi bukan program yang mendadak,” tandas H. Sugiyanto.
Lebih lanjut dikatakannya, tadi disebutkan oleh Bu Rachmi jika belum ada kajian tentang destinasi wisata bahari. Ibaratnya membuat toko mau jual apa itu tidak jelas.
“Kalau kita bicara studi kelayakan itu belum ada kajiannya. Termasuk Pemandian Sekar Sari yang saya nilai pembangunannya sangat sembrono dan tidak teliti dalam membuat suatu program pembangunan. Jadi saya sendiri tidak heran kalau akhirnya banyak pasar yang tidak berfungsi secara maksimal atau tidak tepat guna karena lemahnya perencanaan,” cetus H. Sugiyanto.
Lebih jauh dikatakannya, contoh masalah yang di Dinas Kesehatan Kota Mojokerto terkait Sertifikasi Puskesmas dan Diklat SDM yang belum tersedia anggaran.
“Ini bukan suatu hal yang baru, semua manajemen organisasi harus punya program pelatihan SDM,” ungkap H. Sugiyanto.
Sugiyanto Kritisi Lemahnya Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Mojokerto, Rachmi Widjajati, S.Sos., M.M. menegaskan, pergeseran anggaran ini selain perubahan nama rincian belanja juga ada yang menambah item belanja menyesuaikan dengan kondisi dan merinci sesuai RAB.
“Mengingat anggaran awalnya memang masih gelondongan. Jadi kami tidak melakukan perubahan di jumlah anggarannya tapi memperinci uraian-uraiannya,” jelas Rachmi.
Sugiyanto Kritisi Lemahnya Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto
H. Sugiyanto menjawab, kenapa harus sampai 5 kali perubahan anggaran. Apakah setiap bulan harus ada perubahan anggaran.
“Sekarang baru saja pertengahan tahun, berarti kan setiap bulan ada perubahan. Saya berpikir begini, apapun itu okelah perubahan dibutuhkan karena memang kadang-kadang fakta itu tidak sesuai dengan rencana. Oke saya bisa terima,” terang H. Sugiyanto.
Persoalannya ini, lanjutnya, perencanaan kita itu lemah. Akhirnya nanti apa yang di angan-angankan oleh kita ini tidak maksimal manfaatnya di masyarakat.
“Itu yang saya pikirkan. Jadi apakah bisa Wisata Bahari menjadi ikon wisata kemudian bisa meningkatkan pengunjung destinasi wisata. Coba kita lihat Rest Area Gunung Gedangan, Pemandian Sekarsari dan Skywalk. Kan tidak ada buktinya meningkatkan pengunjung destinasi wisata. Tolong perencanaan program itu betul-betul yang bisa diterapkan dan dibutuhkan masyarakat,” harap H. Sugiyanto. (Jay/Adv)
Baca Juga :  Sebelas Kali Berturut-turut, LKPD Kabupaten Sidoarjo Peroleh Opini WTP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *