Majalahglobal.com, Mojokerto – Puluhan warga Dusun Kesono, Desa Candiharjo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto mengadakan audiensi pertanggung jawaban pembangunan Masjid Al Hidayah, Minggu (2/7/2023) di Aula Masjid Al Hidayah.
Dalam audiensi tersebut, masyarakat beserta tokoh agama meminta pertanggung jawaban rincian anggaran yang berasal dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdakab Mojokerto senilai Rp 170 juta.
“Warga Desa Candiharjo meminta anggaran tersebut harus dibuku secara transparan dan sejelas-jelasnya pada warga karena uang ini bukan uang pribadi, ini uang Allah,” cetus Mantan Kades Candiharjo, Sunarto.

Hal yang sama dikatakan oleh warga yang juga mantan anggota LPM, Mistan yang tidak kalahnya bersuara keras untuk kesalahan administrasi yang sangat salah dan harus dibenahi.
“Tolong segera dibenahi administrasinya,” pungkas Mistan.
Sementara Ketua Panitia Pembangunan Masjid, H. Sutrisno memohon maaf atas kekurangan dan kelemahannya setelah bertubi-tubi mendapat tekanan dari kubu mantan Kades Candiharjo, Sunarto dan warga.
Setelah audiensi, awak media mencoba klarifikasi yang barusan dituntut oleh warga dan kebetulan panitia masih tinggal sebentar di ruangan aula.
H. Sutrisno menjelaskan bahwa apa yang dituntut warga itu cuma salah paham dan itu wajar.
“Tadi kan sudah saya paparkan kronologinya. Adanya bantuan termin pertama dan termin kedua sudah saya belanjakan. Namun soal tudingan warga tadi itu wajar mas,” jelas H. Sutrisno.
Setelah itu, awak media langsung menemui Mantan Kades Candiharjo, Sunarto dan kelompoknya di kediamannya yang masih ramai dengan tokoh agama dan warga.

Sunarto menyampaikan, apa yang disampaikan H. Sutrisno kurang transparan dan akuntabel. Dana itu awalnya dari usaha Sekretaris Desa Candiharjo dan Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Fraksi PPP, Ainur Rosyid.
“Bantuan Rp 170 juta itu diharapkan agar warga Desa Candiharjo ikut meloloskan Ainur Rosyid ke kursi dewan lagi. Namun H. Sutrisno membuat skenario baru dengan melobi ke Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto dari Fraksi Golkar, H. Winajat untuk tujuan yang sama. Bahkan uang yang sudah cair itu seakan-akan dari Ainur Rosyid. Sementara uang yang hasil dari melobi H. Winajat masuk kantong pribadi,” jelas Sunarto.
Mendapat penjelasan lebih detail dari Sunarto, awak media mencoba mewawancarai kembali H. Sutrisno.
“Saya urusan sama H. Winajat itu bukan soal urusan pembangunan Masjid. Namun saya dimintai tolong H. Winajat agar saya menggantikan anggota ranting Partai Golkar Dusun Perjito yang meninggal. Ini murni urusan partai, bahkan saya juga dikasih baju Golkar. Soal tuduhan Pak Sunarto itu tidak benar. Memang dia sengaja menggoreng-goreng dan membuat opini,” tegas H. Sutrisno.
