Majalahglobal.com, Mojokerto – Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Kesehatan Kota Mojokerto menggelar Peringatan Hari Hipertensi Sedunia dengan tema Global “Measure Your Blood Presure Accurately, Control It, Live Longer” di Lantai 4 Mal Pelayanan Publik (MPP) Gajah Mada, Jalan Gajah Mada Nomor 100, Kota Mojokerto, Rabu (18/5/2022).

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Mojokerto dr. Triastutik, Sp.A mengatakan, penyakit tidak menular salah satunya hipertensi ini memang tidak dapat disembuhkan. Akan tetapi dapat dikendalikan yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Baik itu dengan skrining secara rutin, menerapkan pola hidup yang baik sehingga apabila terdeteksi tensinya tinggi segera dilakukan pengobatan sehingga komplikasi tidak akan terjadi dan kematian bisa diturunkan.
“Setelah nanti dilakukan skrining secara besar-besaran di semua OPD, nanti ada yang terdeteksi atau terjaring. Penderita hipertensi akan dilakukan pengobatan atau monitoring secara teratur setiap 1 bulan sekali di posyandu yang nantinya akan kita pusatkan di Rumah Sakit Umum Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, adapun tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini adalah terselenggaranya kegiatan seminar dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular dalam rangka peringatan Hari Hipertensi sedunia Tahun 2022 di Kota Mojokerto.
“Tujuan khususnya memberikan pemahaman, pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto untuk turut aktif dalam melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular. Ini adalah sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di Kota Mojokerto. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini bakal rutin kontrol minimal 1 bulan sekali di posyandu,” jelasnya.
Masih kata dr. Triastutik, disamping itu, tujuan khususnya adalah menurunkan angka komplikasi yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan produktivitas kerja dari masyarakat.
“Hari ini kita juga melakukan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular terhadap 100 orang pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto,” pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Hj. Ika Puspitasari, S.E. atau yang akrab disapa Ning Ita mengatakan, Kadinkes tadi sudah menyampaikan banyak hal terkait apa itu penyakit tidak menular dan bagaimana upaya yang harus kita lakukan.
“Sebagai Abdi Negara yang memberi pelayanan publik kepada masyarakat dalam rangka melakukan deteksi dini upaya preventif terhadap berbagai jenis PTM, termasuk salah satunya adalah hipertensi. Saya perlu sampaikan disini, bahwa hipertensi ini memang masuk didalam salah satu jenis penyakit degeneratif yang penyebabnya tidak muncul dari luar, tapi dalam diri kita sendiri dan tidak bisa disembuhkan dan banyak diderita oleh masyarakat kita, termasuk para ASN dan non ASN yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sebagai seorang Abdi Negara yang memiliki tugas memberikan pelayanan terhadap masyarakat, kita perlu untuk menjaga performa kita. Salah satu performa yang harus kita jaga adalah terkait dengan kondisi kesehatan fisik kita, maka penting sekali sebagai pemberi pelayanan publik kita harus sehat dulu, sehingga bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang kita layani.
“Termasuk saya ini rutin secara berkala melakukan medical check up di RSUD Wahidin Soediro Husodo karena saya harus dalam performa yang baik dan dalam kondisi kesehatan yang prima. Begitupun juga dengan panjenengan, sebagai bagian dari keluarga besar Pemerintah Kota Mojokerto tentunya harus demikian juga. Upaya yang harus dilakukan Pemerintah Kota Mojokerto adalah kami akan menyediakan layanan khusus bagi ASN dan non ASN yang hari ini sudah terdeteksi hipertensi,” ungkapnya.
Masih kata Wali Kota, upaya pengendalian dari diri kita sendiri agar pemicu munculnya hipertensi ini bisa kita kendalikan adalah hal penting. Faktor yang utama memang pada makanan dan pengelolaan stres. Berbagai tekanan itu bisa menjadi pemicu stres, namun ketika kita mampu melakukan pengendalian bagaimana ketika beban dalam pekerjaan maupun kehidupan sosial kita sedang kondisi tinggi, maka kita harus berkonsentrasi. Kita ini adalah makhluk ciptaan Tuhan, maka disanalah tempat berkonsentrasi yang terbaik sebagai seorang hamba Tuhan.
“Saya contohkan diri saya sendiri. Sebagai seorang Kepala Daerah, beban dan tanggungjawab itu pasti jauh lebih besar dibandingkan dengan panjenengan semuanya, karena saya berwenang dan bertanggung jawab atas seluruh sektor yang ada di Pemerintah kota Mojokerto. Baik dalam hal penyelenggaraan pemerintahan maupun dalam pemberian pelayanan publik di setiap sektor. Hal ini tidak selalu berjalan normal, pasti akan ada persoalan masalah yang harus kita selesaikan dengan waktu yang cepat dan terukur,” tegasnya.
Lebih jauh dikatakannya, disinilah sebenarnya bagaimana kita bisa terus memiliki beban dan tanggung jawab yang kita emban tidak menjadikannya sebagai pemicu untuk meningkatkan faktor stres yang ada didalam diri kita. Ini memang dibutuhkan satu kebiasaan, tidak bisa hanya dipahami sebagai sebuah teori biasa.
“Tapi kalau kita senantiasa menyandarkan diri kita kepada sang pencipta, Insha Allah seberat apapun beban atau masalah yang sedang kita hadapi baik di dalam tugas maupun dalam kehidupan sosial keluarga pasti akan dikirimkan jalan keluar atau solusi terbaik, sehingga ini bisa menjadi faktor yang meringankan beban dan tanggung jawab kita. Data yang ada untuk wilayah Kota Mojokerto terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap prevalensi hipertensi di tahun 2020, angkanya berada di 14,9% atau setara dengan 15.500 jiwa. Kemudian di tahun 2021 menjadi 29.700 jiwa atau setara dengan 28,6%. Jika dibandingkan dengan prevalensi hipertensi di Jawa Timur, memang seolah-olah angka di Kota Mojokerto ini lebih rendah karena Jawa Timur berada pada kisaran 34%, namun disini perlu kita garis bawahi bahwa dari angka yang saya sampaikan tadi baru 81% dari jumlah penduduk kita yang telah dilakukan pemeriksaan, sehingga apabila pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh maka tentu angka ini akan mengalami kenaikan,” terangnya.
Wali Kota menjelaskan, sadar diri akan pentingnya mengecek kesehatan secara berkala sebagai upaya deteksi dini hipertensi memegang peran yang sangat penting dalam rangka mengetahui seberapa besar jumlah angka prevalensi hipertensi yang ada di Kota Mojokerto. Dengan adanya deteksi dini, maka upaya pencegahan dan pengendalian ini bisa kita lakukan secara lebih dini, sehingga kemungkinan terjadinya penyakit lanjutan dari hipertensi ini seperti stroke dan lain-lain bisa kita cegah.
“Kita semua bisa berumur panjang yang lebih produktif. Kalau usianya sampai dengan 58 atau 60 tahun pensiunnya, maka bisa menyelesaikan tugas dan bahkan sampai paripurna bisa tetap produktif jika upaya preventifnya dilakukan secara berkala yang didahului dengan deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan secara berkala,” tutupnya. (Jay/Adv)