Pengamat: Ahok Harus Waspadai Ridwan Kamil dan Adhiyaksa Dault

JAKRTA – MG : Pilgub DKI Jakarta masih akan digelar setahun lagi. Namun, belakangan ini sudah bermunculan beberapa nama yang digadang-gadang siap merebut kursi orang nomor satu di Ibu kota dari tangan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
    
Pertanyaannya adalah, sanggupkah wajah dan nama baru ini menyaingi Ahok di 2017 nanti? Apakah Ahok juga perlu berbenah, mewaspadai kehadiran pesaing-pesaing barunya?
    
Pengamat politik, Boni Hargens menilai, Ahok sebenarnya sudah menyiapkan segala hal menyambut Pilgub DKI 2017. Bersama relawannya, Ahok sudah bergerilya mencari dukungan untuk tetap mempertahankan jabatannya. Bahkan Boni menilai, Pilgub tersebut adalah milik Ahok.
    
“Ahok udah cukup kumpul tanda tangan. Dia figur utama di Jakarta. Pilgub Jakarta itu Pilgubnya Ahok. Dengan ini saya melihat peluang masih ada dan justru besar,” ujar Boni saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Senin (21/9).
    
Boni menambahkan, Ahok telah membawa beberapa perubahan saat ini. Malah, ia meragukan apakah beberapa nama yang digadang-gadang akan mengikuti bursa Pilkada DKI mampu membawa perubahan (agen of changes) di antara tingginya tantangan dan kebutuhan yang harus dipenuhi.
    
“Belum ada figur yang menonjol seperti Ahok. Ahok sudah banyak pengaruh, figur lain belum tahu mulai star dari mana,” jelas Boni. Selain itu, gaya kepemimpinan Ahok yang keras dan temperamental, dinilai tak akan mengganjal langkah Ahok pada Pilgub nanti. Bahkan, Boni menilai jika hal itu dipermasalahkan maka lebih bersifat politisasi.
    
“Saya tidak melihat itu sebagai ganjalan, lebih bersifat politis, tidak ada korelasi dengan elektabilitas Ahok. Kadang Parpol hanya gunakan itu sebagai bahasa politik,” jelas dia.
    
Nama baru yang muncul yang digadang-gadang bakal melawan Ahok adalah pengusaha muda Sandiago Uno, mantan Menpora Adhyaksa Dault, dan Walikota Bandung Ridwan Kamil. Di antara ketiganya, kata Boni, hanya Ridwan Kamil dan Adhyaksa yang bisa menyaingi Ahok.
    
“Sandi punya kekuatan modal karena penguasa, namun persiapan belum cukup, tidak punya sosok nomor satu, sempat muncul dulu tapi tidak dimanajemen dengan baik. Lagipula pernah disebut dalam beberapa kasus tanah. Adhyaksa cukup dipertimbangkan karena punya partai tapi belum tentu elektabilitas, kalau dibangun dengan baik bisa lampaui Ahok. Dari segi popularitas Ridwan cukup diperhitungkan, namun apakah dia bisa diterima oleh masyarakat?” bebernya.
    
Di sisi lain, hingga saat ini belum ada partai yang menyatakan secara terbuka akan mengusung Ahok dalam Pilgub DKI 2017 nanti. Ada pun Partai Nasdem dan PDI-P pernah disebutkan akan mendukung Ahok. Jika pun ada parpol yang hendak mengusung Ahok, bagi Boni, sebaiknya hanya menjadi pendukung belakang layar. Sebab, tingginya elektabilitas Ahok dan pengaruh yang ditanamnya selama ini menjadi suatu kekuatan untuk dapat kembali memimpin DKI.
    
“Dukungan Paprpol itu soal teknis saja. Jauh lebih efektif kalau parpol dukung dari belakang, sebab Ahok didukung oleh rakyat,” tambah pengamat kelahiran Manggarai, Flores ini. (Indigo)

Baca Juga :  Silaturahmi Presiden Jolowi dengan Ibu Megawati

Berita Majalah Global Edisi 048, September 2015 :

Pemkot Mojokerto Adakan Pesta Gizi 2015
Garuda Indonesia Rugi Miliaran Rupiah Akibat Bencana Asap
Pengacara Kondang Adnan Buyung Nasution Meninggal Dunia
Dulu Kritik Keras, Kini Jokowi Terima Utang Bank Dunia dan ADB
KPU Surabaya Sosialisasi Kampanye, Berkas Paslon Dipastikan Memenuhi Syarat
Ruhut Sitompul Ramal Ahok Bakal Menang di Pilgub DKI 2017
Pengamat: Ahok Harus Waspadai Ridwan Kamil dan Adhiyaksa Dault
Bupati Jombang Berangkatkan MTB Zodiac Seri 7 Jawa Timur
Bupati Mojokerto Resmikan Proyek Jalan Cor Utara Sungai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *