Video – IKATAN KELUARGA MALUKU TURUT AMBIL BAGIAN DALAM KIRAB FESTIVAL MARABOSSE YANG KETIGA

IKATAN KELUARGA MALUKU TURUT AMBIL BAGIAN DALAM KIRAB FESTIVAL MARABOSSE YANG KETIGA
IKATAN KELUARGA MALUKU TURUT AMBIL BAGIAN DALAM KIRAB FESTIVAL MARABOSSE YANG KETIGA

Majalahglobal.com, Halmahera Selatan – Hari ulang tahun (HUT) festival marabosse yang ketiga ( 3 ) ikatan keluarga besar maluku (IKM ) kabupaten halmahera selatan (Halsel) provinsi maluku utara (Malut) ikut meramaikan kegiatan kirab budaya senin 24/6/2024.

Kirab budaya festival marabosse di ikuti oleh dua puluh tiga pagyuban yang ada di kabupaten halmahera selatan salah satunya pagyuban maluku, dan kirab budaya dibuka lepas oleh Bupati Kabupaten Halmahera Selatan Hasan Ali Basam Kasuba, Setar dari lapangan merdeka labuha dan finisnya di terminal kantor dinas perhubungan desa Labuha kecamatan bacan.

 

Provinsi maluku merupakan sebuah wilayah Administrasi di bagian selatan kepulauan maluku dgn ibu kotanya adalah Kota Ambon. letak provinsi maluku berada pada posisi antara 230/9 derajat lintang selatan dan 124/136 derajat bujur timur dan luas wilayah mencapai 46.914.03, kilo meter persegi dengan jumlah penduduk mencapai 1.848.923 jiwa.

 

Dari luas tersebut provinsi maluku terbagi menjadi 11 wilayah Administrasi berupa 9 Kabupaten dan dua kota di antar nya.

1. Kabupaten Kepulauan Tanimbar

2. Kabupaten Maluku Tenggara

3. Kabupaten Maluku Tengah

4. Kabupaten Buru

5. Kabupaten Kepulauan Aru

6. Kabupaten Seram Bagian Barat

7. Kabupaten Seram Bagian Timur

8. Kepulauan Maluku Barat Daya

9. Kepulauan Buru Selatan.

 

Dan dua Kota Yaitu :

1. Kota Ambon dan

2. Kota Tual.

 

Masyarakat maluku identik dengan Pela dan Gandong, pengertian pela gandong atau pela dan gandong adalah sistem sosial yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat ( Suku ) Ambon yang mendiami Daerah Maluku Tengah.

Baca Juga :  Perpanjangan Masa Jabatan 2 Tahun, Kades Tambakrejo Berharap Masyarakat Desanya Maju, Rukun, dan Tenteram

 

Sistim sosial ini lahir dari pluralitas dan keberagaman masyarakat maluku tengah yang dulu di tandai dengan perebutan lahan dan peperangan yang tiada berkesudahan, pela gandong muncul sebagai bentuk Rekonsiliasi atas kerugian – kerugian yang di derita oleh pihak – pihak yang berkonflik, pela gandong di ikrarkan sebagai pernyataan atau gencatan senjata.

 

Ikatan keluarga maluku menampilkan satu atrakai adat yaitu UKUWALA MAHIYAT yang di artikan dengan Bahasa sehari – hari yaitu BAKUPUKUL MANYAPU, Tradisi bakupul manyapu ini biasa nya di laksanakan oleh dua desa yaitu desa MORELA dan MAMALA kecamatan leihitu kabupaten maluku tengah, Tradisi pukul manyapu biasa nya di laksanakan oleh dua dssa ini pada hari ketujuh lebaran IDUL ADHA, pada hari yang sama dan waktu yang sama.

 

Atraksi ini di latar blakangi oleh perang kapahaha tahun 1943 s/d tahun 1646 di Jadira hitu sebela utara pulau Ambon, perang ini merupakan perang ke empat di ambon, di pimpin oleh seorang kapitan telukabessy (Ahmad Leakawa) pertahanan telukabessy ialah, benteng kapahaha yang berada di sebuah bukit batu terjal di antara gunung salahutu dan petuanan negeri morela sebelah Utara pulau ambon.

Baca Juga :  Kopda Darto Sumbang 10 Unit Lampu Penerangan Jalan Gegara Desa Gelap Gulita

 

Dengan jatuhnya benteng kapahaha banyak masyarakat dan kapitan yang di tangkap dan di tawan di teluk sawa telu dan di asinkan ke batavia.

 

gubernur di ambon memerintakan kapitan telukabessy segera menghadap ke markas VOC untuk bergabung jawab atas perlawanan dan membebaskan tawanan nya, hingga akhirnya kapitan tehukabessy di gantung pada 13 September Tahun 1646. Gubernur Geret Demer membebaskan pejuang – pejuang kapahaha yang di tawan selama tiga bulan lamanya. Pembebasan tawanan perang kapahaha di selingi dengan acara perpisahan, acara perpisahan ini di hibur dengan tarian adat yang bernafas sejara dan nyanyian sejara serta serombongan pemuda kapahaha mempertunjukan atraksi bakupukul manyapu lidi, acara perpisahan tersebut diwarnai dengan cucuran air mata serta sumpah setia dengan satu ikrar yang di tetapkan atrakasi bakupukul sapu lidi menjadi tradisi adat untuk mengenang kembali perjuangan. (Latif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *