Majalahglobal.com, Lamongan – Kebijakan Pemerintah Pusat yang mengalihkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) secara tunai lewat Kantor Pos pada periode Oktober-Desember 2023 kepada keluarga penerima manfaat (KPM) dikeluhkan para supliyer.
Kondisi ini menyebabkan puluhan ton beras menumpuk. Dikabarkan bahwa BPNT tahap 5 untuk tahun 2023 akan mulai dicairkan pada periode Oktober hingga Desember 2023.
Penyaluran BLT BPNT ini dilakukan melalui bank-bank yang tergabung dalam Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) dan kantor pos.
BPNT yang sebelumnya disalurkan dalam bentuk sembako kini merubah mekanismenya menjadi tunai langsung kepada KPM dengan melalui bank Himbara memudahkan para penerima manfaat untuk mengakses dana bantuan dengan lebih cepat dan efisien.
Tentunya inkonsistensi pemerintah ini berdampak pada eksistensi e-warung yang sebelumnya dijadikan sebagai mitra penyalur BPNT saat masih berbentuk sembako. Jika BPNT disalurkan secara tunai untuk seterusnya, bagaimana dengan nasib e-warung?.
Untuk diketahui Mensos Risma mengatakan ketentuan tersebut menyikapi dari Peraturan Presiden nomor 63 tahun 2017 bahwa bantuan sosial diperbolehkan penarikan tunai atau barang.
Selain itu, Kemensos juga berpedoman pada Surat Rekomendasi dari Komisi VIII DPR RI, karena banyaknya penyimpangan-penyimpangan saat penyaluran BPNT.
Risma menambahkan, penyaluran bansos melalui bank sebagai upaya menyediakan akses berbagai produk finansial kepada masyarakat secara luas, termasuk kelompok masyarakat rentan, berpenghasilan rendah dan penyandang disabilitas.
Dikutip dalam Perpres tersebut akibatnya E-Warung yang dulunya bermitra mengalami omset yang menurun.
alah satu pemilik E-warung yang tidak mau disebut namanya baru-baru ini mengeluh.
“Ini sifatnya mata rantai pak, jadi bingung mengikuti aturan yang tadinya BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) kini dirubah lagi menjadi BLT (Bantuan Langsung Tunai). Padahal mereka sangat menantikan order dari e-waring,” cetusnya.
Masih kata pemilik E-warung, perubahan skema berakibat pada sektor pertanian dan peternakan karena E-warung selama ini telah dipasok dan disuplay oleh para petani sekitar dan peternak sekitar wilayah tersebut.
“Dampaknya juga ikut dirasakan petani karena tidak semua gabah petani terserap. Padahal BPNT bertujuan sama-sama mendukung sektor pertanian yang merupakan kontribusi cukup besar dalam pembangunan perekonomian. Semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi suatu negara maka tingkat pendapatan masyarakat juga meningkat. Harapan kami semoga pemerintah bisa memperhatikan dan bisa memberikan solusi bagi kami,” harapnya. (Muh)