Majalahglobal.com, Mojokerto – Sekretaris Komisi II DPRD Kota Mojokerto Moch. Rizky Fauzi Pancasilawan, S.H. mengadakan serap aspirasi (Reses) masyarakat di Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jumat (8/7/2022).
Rizky Pancasilawan mengatakan, silahkan nanti tuliskan saran, masukan bahkan kritik melalui form yang sudah disiapkan. Jadi tidak perlu tanya jawab ya.
“Yang terpenting malam ini adalah kita mendapatkan wawasan untuk meningkatkan iman dan taqwa. Mengingat 40 % Pokir saya, saya fokuskan untuk keagamaan. Malam hari ini ada narasumber yang pertama adalah Ketua Woman Crisis Center (WCC) Mojokerto Yuni Safera dan narasumber yang kedua adalah Ustad Zainuddin. Semoga dengan adanya sisi lain acara reses malam ini bisa memberi manfaat saat semakin bertambahnya krisis kepercayaan pada lembaga pendidikan,” harapnya.
Dalam sambutannya, Ketua Woman Crisis Center (WCC) Mojokerto Yuni Safera menjelaskan bahwa berdirinya MCC Mojokerto baru seumur jagung. Yakni pada 21 April 2022.
“Selama 2 bulan lebih ini kita telah menangani 5 kasus. Yang paling viral ya kasus pencabulan Ustad RD di salah satu TPQ di Kabupaten Mojokerto. Alhamdulillah saya sangat mengapreasiasi Kapolres Mojokerto yang sangat cepat menangani kasus Pencabulan Ustad RD sehingga dalam waktu satu minggu ini sudah masuk penyidikan dan menetapkan Ustad RD menjadi tersangka. Per hari ini sudah ada korban 20 lebih. Hal ini sangat mengerikan dan harus menjadi evaluasi bagi orang tua dan lembaga pendidikan. Silahkan bagi yang mau konsultasi dengan kami bisa hubungi 0877-7200-3696,” terangnya.
Di sesi akhir, Ustad Zainuddin menyampaikan sejarah Nabi Adam dan Nabi Ibrahim. Anak dari Nabi Adam ada sebanyak 41. Anak-anak Nabi Adam kawin silang dengan saudaranya yang kembar pada waktu itu.
“Dan pertama kalinya dalam sejarah adanya pembunuhan adalah ketika Qobil iri dengan Habil karena Habil menikah dengan saudara kembar Qobil yang lebih cantik. Sedangkan Qobil menikah dengan saudara kembar Habil yang rupanya tak secantik saudara kembarnya Qobil. Makanya kalau kita tau cerita ini, kita bisa berfikir lebih dewasa menanggapi kejadian pencabulan di lembaga pendidikan sebagai bahan evaluasi agar kita lebih dekat dengan anak. Yakni dengan cara menanyakan apa saja yang diajarkan gurunya dan lihat langsung buktinya di lembaga pendidikan tersebut,” paparnya.
Kemudian untuk sejarah Nabi Ibrahim, lanjut Ustad Zainuddin, dahulu Nabi Ibrahim selalu mendoakan orang yang mungkar agar diberikan kematian. Tentu saja hal itu benar-benar terjadi karena doa Nabi Ibrahim selalu dikabulkan Allah.
“Hingga akhirnya, Nabi Ibrahim ditegur Allah untuk merubah doa tersebut karena ada banyak hal yang membuat orang itu mungkar. Lebih baik berdoalah yang baik-baik saja. Kita sebagai orang yang diberikan Allah hidayah marilah untuk bisa selalu belajar dan mengevaluasi agar kehidupan kita jauh lebih baik,” pesannya. (Jay)