Majalahglobal.com, Mojokerto – Wali Kota Mojokerto Hj. Ika Puspitasari, S.E. atau yang akrab disapa Ning Ita membuka Pembelajaran Aksara Jawa Kuno yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, Jumat (20/5/2022) di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, Jalan Benteng Pancasila No.244, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Ning Ita mengatakan, Kota Mojokerto sudah mengusung sebuah tema besar, yakni Spirit of Mojopahit. Artinya spirit motivasi untuk kebesaran Kerajaan Majapahit harus mampu diimplementasikan dalam seluruh sektor kehidupan di Kota Mojokerto.
“Salah satunya adalah di dalam sektor pariwisata yang berbasis sejarah dan budaya. Kita memiliki sebuah sejarah besar, Kerajaan Majapahit yang sudah tersohor yang memiliki wilayah kekuasaan melebihi Indonesia saat ini. Dimana pada waktu itu, ibukotanya berada di Kota Mojokerto. Melihat hal itu, maka kita harus mampu menggali seluruh potensi untuk kembali menggaungkan kebesaran Majapahit dalam rangka mengangkat keunggulan Kota Mojokerto supaya memiliki daya saing warisan budaya dari leluhur Mojopahit,” harapnya.
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya berharap generasi muda dan anak-anak didik yang ada di sekolah terkait bahasa daerah, terkait warisan budaya dan terkait menghargai sejarah leluhur harus terus dilakukan.
“Kalau tidak demikian, maka generasi muda tidak akan mengenal, sehingga warisan sejarah dan budaya ini menjadi punah karena hanya dilakukan dan tetap dilestarikan oleh generasi yang sebelumnya saja. Inilah yang harus kita implementasi melalui kegiatan pembelajaran Aksara Jawa Kuno kepada para Guru yang hadir,” harapnya.
Masih kata Ning Ita, perlu diketahui mulai hari ini nama Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Gajah Mada akan dipasang Aksara Jawa Kuno. Dua jalan tersebut didahulukan karena di Jalan Hayam Wuruk ada Rumah Rakyat dan di Jalan Gajah Mada ada Kantor Wali Kota dengan pendoponya dan sebentar lagi juga akan dilakukan revitalisasi untuk yang kantor belakangnya agar nuansa Majapahit lebih kental lagi.
“Selanjutnya nanti jalan-jalan protokol yang lainnya juga bakal dipasang Aksara Jawa Kuno. Budaya-budaya yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari juga harus terus kita ajarkan. Seperti permainan tradisional, olahraga tradisional dan melestarikan ritual dan seni juga harus kita lestarikan supaya generasi penerus kita tetap menghargai sejarah dan budaya warisan dari leluhurnya,” pesannya.
Sementara itu, Peneliti Naskah Kuno Rendra Agusta menjelaskan, memang Aksara Jawa Kuno agak berbeda dengan aksara Jawa Baru. Mojokerto kan sangat terkenal dengan Kerajaan Majapahitnya, maka Guru di Mojokerto harus mempelajari Aksara Jawa kuno. Mulai dari pengajarannya, pembacaannya sampai ke kontennya.
“Kita berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menggali lebih banyak informasi untuk kemajuan kebudayaan dan ekonomi kreatif. Perlu diketahui bersama, semua Prasasti Kerajaan Majapahit menggunakan Aksara Jawa Kuno. Secara umum, bentuk Aksara Jawa Kuno berbeda dengan dengan Aksara Jawa Baru walaupun sebenarnya Aksara Jawa Baru itu turunan dari Aksara Jawa Kuno. Jadi penggunaan Aksara Jawa Kuno berakhir pada tahun 1500 Masehi,” jelasnya. (Jay)