Situbondo – majalahglobal.com : Nyaris seluruh jenis eksistensi masyarakat serta obyek bisnis di dunia terpengaruh dampak negatif akibat pandemi Covid-19 yang melanda hampir satu tahun belakangan ini. Hal itu, dirasakan juga oleh pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya disekitar alun-alun Situbondo.
Sebut saja Agus Wahyu, seorang pedagang PKL yang berjualan mainan anak-anak. Ia mengeluh tentang kondisi saat ini, yang mengalami penurunan pendapatan secara drastis anjlok hingga 70% dibandingkan sebelum terjadinya wabah virus Corona. Minggu (3/1/2021) .
Ia menjelaskan, Saya berjualan Minggu pagi di alun-alun Situbondo dikarenakan belum ada kejelasan kapan car free day (CFD) dibuka kembali. Namun kebutuhan hidup sehari-hari yang membuat saya harus berjuang demi keluarga.
“Saya juga kerapkali memperoleh dan menerima sambatan sesama teman, namun saya sendiri juga merasa kelimpungan atas musibah global yang kita rasakan. Yang penting kita tetap keluar rumah dan berusaha mencari rejeki Minggu pagi di alun-alun sebagai ganti CFD,” terangnya.
Sejak ditutup nya kegiatan CFD oleh Satgas Kedinasan Situbondo, sebagian pedagang CFD memutuskan sementara libur berjualan dan sebagian lagi mengambil kesempatan berdagang secara online di GWA Pasar Bebas CFD Situbondo, serta yang lainnya tetap berjualan dan memilih tempat di pinggir alun-alun, meski pangsa pasar di tempat tersebut nampak sepi pembeli. Hanya terlihat pengunjung yang mengisi disela waktu bebasnya dengan melakukan kegiatan olahraga seperti bersepeda, lari dan berjalan santai.
Mengutip perbincangan salah seorang penjual mainan mobil-mobilan Hot Wheels di group Wa, Dedet menjajakan dagangannya sembari mengatakan Ngelapak sambil menunggu CFD.
Namun pada akhirnya dibalas dengan Khair, sesama rekannya, “Kayaknya masih lama CFD akan buka om, nggak usah ditungguin. Virusnya Jahat om,” timpalnya.
Seperti inilah potret kondisi PKL CFD Situbondo yang berharap pandemi segera berakhir, sehingga perekonomian pedagang kembali bangkit.
Sementara disisi lain, wartawan majalahglobal.com melanjutkan wawancara nya kepada pengunjung yang sedang menikmati hari nya sembari meneguk kesegaran es jeruk peras, Lina (45) warga Panji.
Ia menuturkan, “Saya setiap hari Minggu pagi selalu menyempatkan diri bersama adik untuk datang ke alun-alun Situbondo sekedar rileksasi dan olahraga. Hal ini saya lakukan untuk menjaga kesehatan di tengah kesibukan selama kerja dikantor sepanjang hari Senin sampai Sabtu. Saya libur hanya pas hari Minggu mas,” tandasnya.
Ia melanjutkan, “Renovasi baru terkait alun-alun saat ini sudah bagus dan elegan ya mas. Apalagi berkunjung ketika malam, menambah keinginan saya untuk berlama-lama bercengkrama menikmati kuliner di jantung kota. Namun sayangnya, saya merasa sangat terganggu oleh banyak pengunjung lain yang kurang sadar lingkungan dengan membuang sampahnya sembarangan.” Sembari menunjuk tumpukan sampah plastik dan botol minuman di salah satu sudut yang berserakan.
Masih menurut Lina, Bukankah hal itu menimbulkan pemandangan yang kurang sedap dan terkesan jorok di kota ini. Seharusnya siapapun itu, baik pihak pengelola, pihak kebersihan atau dinas terkait untuk lebih bisa memperhatikan nya lagi dengan menyediakan tempat sampah bagi pengunjung di kawasan alun-alun ini.
“Coba di kroscek, tempat sampahnya ada berapa banyak disini. Sangat minim betul fasilitas tempat sampahnya. Sehingga bisa jadi hal ini yang menyulitkan para petugas kebersihan untuk membersihkan sampah. Karena di kawasan alun-alun ini, saya melihat banyak pengunjung yang belum sadar diri dan membuang sampah sembarangan,” terangnya.
Mengetahui adanya informasi tersebut, wartawan media ini melanjutkan konfirmasi nya melalui WhatsApp kepada Kepala DLH dan Kepala DPKP Situbondo.
Dalam keterangan nya Kholil (Kepala DLH) menjelaskan, “Alun-alun yang mengelola DPKP, coba koordinasi ke DPKP. Kantornya di Cipta Karya dulu.,” pungkasnya.
Sedangkan Eko Prayudi (Kepala DPKP) membeberkan penuturan nya, “Siap Mas Agung, Mungkin lebih pas ke DLH. Nanti saya koordinasikan.” Sergahnya.
Sementara Iwan (Cipta Karya) dan Ali Munir (DPKP) belum bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi sampai berita ini diterbitkan, terkait minim nya fasilitas tempat sampah yang ada di alun-alun Situbondo tersebut. (Agung Chornelis)