Palembang – Pengemis terutama anak-anak usia sekolah dasar akhir-akhir ini banyak bermunculan di kawasan permukiman penduduk, pasar tradisional, perempatan lampu merah. Serta sepanjang jalan kolonel.H.Burlian antara km 5 sampai KM 9 Palembang. Kondisi ini terlihat pada pagi sampai sore hari.
Carut marutnya anak jalanan dan pengemis ini perlu perhatian yang serius dari pemerintah kota agar jumlahnya tidak semakin banyak dan menimbulkan keresahan yang lebih parah.
Salah seorang warga yang juga Ketua LSM POSE RI.Des lefri.Sh.(11/5) Menututurkan, banyak warga mengeluhkan maraknya pengemis karena keberadaan mereka dirasakan telah mengganggu ketentraman dan kenyamanan. Mereka meminta uang terkesan memaksa karena tidak mau pergi sebelum mendapat uluran tangan dari orang yang menjadi sasaran atau tuan rumah.
Bahkan dirinya dan beberapa warga mulai merasa kesal, terganggu ketentraman serta merasa bosan menerima kedatangan pengemis itu, bahkan sesekali terpaksa harus bersikap tidak bersahabat mengeluarkan kata-kata kasar untuk menolak kedatangan mereka, ucapnya. mengungkapkan kekesalan itu.
,” Selain di permukiman, pengemis yang sebagian besar tergolong anak-anak itu juga marak berkeliaran di jalan raya terutama perempatan lampu merah.
Hampir di setiap perempatan lampu merah dijumpai anak-anak yang mengetuk jendela mobil untuk meminta uang dan mereka tidak mau berlari sebelum diberi uang.
Kondisi tersebut sangat meresahkan dan perlu diambil tindakan tegas oleh aparat pemerintah yang berwenang untuk penertiban pengemis dan gelandangan di jalan dan tempat umum, ujarnya.
,” Serta meminta Dinas sosial untuk mensosialisasikan Perda Nomor 12 Tahun 2012 terkait Anjal dan Gepeng. Sesuai perda, memberi sumbangan dengan sengaja kepada mereka bisa didenda Rp 50 juga dan atau 3 bulan penjara.” Ucapnya. (Tri Sutrisno)