BOJONEGORO – majalahglobal.com : Selasa (1/8/2017) Kang Yoto memberikan bantuan kepada anak-anak penyandang disabilitas di hotel Aston Bojonegoro. Acara yang diselenggarakan oleh Pertamina Foundation ini dibentuk pada tahun 2015 lalu dan mulai memberikan bantuan kepada anak penyandang disabilitas tahun 2016. Beasiswa Pertamina peduli anak disabilitas ini dirancang untuk bantuan putra-putri sekolah dasar yang memiliki kebutuhan khusus yang kurang mampu dan terpilih. Jumlah anak yang terpilih untuk mendapatkan beasiswa ini sebanyak 25 anak yaitu 22 anak SD dan 3 anak SMP.
Acara tersebut dihadiri oleh dinas pendidikan Bojonegoro, dan mendatangkan psikolog dan praktisi anak berkebutuhan khusus yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam hal mengajar anak kebutuhan khusus.
Kang Yoto dalam sambutannya menyampaikan memerintahkan kepada dinas pendidikan untuk membuat perbub bahwa tidak ada batasan usia bagi anak penyandang disabilitas untuk sekolah. Karena setiap anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan lain. Dan, seharusnya anak kita diajarkan 9 ketrampilan yaitu yang pertama terampil niat hidup, kedua terampil berkarya layak laku jual sebagai amal Soleh, ketiga terampil berkomunikasi, keempat terampil berfikir kritis reflektif, kelima terampil berkerja sama/ berkolaborasi, keenam kreatif dan inovatif, ketujuh terampil meraih hidup bahagia, kedelapan terampil hidup sehat, kesembilan terampil hidup dalam kebencanaan.
“Boleh saja kita mengajarkan anak-anak kita untuk memiliki cita-cita yang tinggi, tapi juga harus bisa memberikan/ mengajarkan hal baru lainnya kepada anak kita, karena anak-anak kita harus bisa menghadapi segala kemungkinan kedepannya nanti” Imbuh kang Yoto.
Dewi Ragilia Utami ialah salah satu anak penyandang disabilitas yang memperoleh bantuan dari Pertamina menyampaikan minta kang Yoto untuk membantu dirinya agar segera operasi, karena sebenarnya penyakit ini bisa sembuh karena operasi. Dalam pendidikan dia serta teman-teman disabilitas lainnya bisa bersekolah disekolah yang diinginkan. Dewi juga menyampaikan kekhawatirannya dan teman-teman lainnya nanti kedepan tidak bisa masuk sekolah negeri karena keterbatasan umur, karena usia Dewi saat ini 16 tahun.
“Kita tidak masuk sekolah bukan karena malas/nakal, tapi karena kita sakit yang menyebabkan tidak masuk sekolah. Mungkin secara fisik dan mental kita sedikit berbeda dengan yang lainnya, namun dari segi semangat dan kemampuan kita bisa melebihi yang bukan penyandang disabilitas” Imbuh Dewi.
Wahid Achsanul Budaery selaku dewan pengurus Pertamina Foundation menyampaikan bahwa kita mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas guru berkebutuhan khusu, program beasiswa Pertamina peduli anak disabilitas ini sebagai bentuk upaya Pertamina mencerdaskan anak bangsa. Pertamina mempunyai dana CSR yang kita salurkan ke pendiikan. Ini sesuai dengan amanat UU bahwa setiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa memandang apakah anak tersebut penyandang disabilitas/ bukan. Ini juga sebagai bentuk dari kita bahwa Pertamina concern kepada pendidikan Indonesia. (Ahmad)