Pesan Kerukunan dari Drama Tari Nusantara Gemolong HUT Kabupaten Mojokerto Ke 724 Tahun

MOJOKERTO – majalahglobal.com : Mahapatih Gajah Mada dengan gagahnya menghujamkan keris ke perut Rakuti. Sehingga pemimpin pemberontak kaum Dharma Putra itu terkapar dibopong Bhayangkara Majapahit. Sumpah Palapa pun dikumandangkan sang mahapatih hingga dengan perahu Majapahit, dia mampu menyatukan nusantara.
     
Itulah sebagian adegan pagelaran drama tari di peringatan Hari Jadi Kabupaten Mojokerto ke 724, Selasa (9/5). Di halaman pendopo pemkab, drama tari kolosal itu melibatkan 100 penari pelajar tingkat SD, SMP dan SMA. Pagelaran yang cukup memukau ini disuguhkan di hadapan Forkopimda sebagai pembuka upacara Hari Jadi Kabupaten Mojokerto.
    
Sang Koreografer yang juga seniman tari Mojokerto, Setu (53) mengatakan, drama tari berjudul Nusantara Gemolong itu menceritakan tentang perjuangan Mahapatih Gajah Mada menumpas pemberontakan Dharma Putra yang dipimpin Rakuti. Menurut dia, Dharma Putra merupakan kalangan pejabat kerajaan Majapahit yang jengah dengan bobroknya pemerintahan
    
“Cerita yang melatarbelakangi sumpah Amukti Palapa Gajah Mada. Kemudian dia bertekat menyatukan nusantara, diawali ring Bali, ring Sunda, Tumasik dan seterusnya sampai nusantara bersatu,” kata Setu kepada wartawan di lokasi.
    
Selain tokoh Gajah Mada dan Rakuti, drama tari kolosal ini juga menampilkan sosok Ratu Tribuwana Tungga Dewi, raja ke tiga Majapahit pengganti Raja Jayanegara. Tribuwana merupakan ratu yang  mengangkat Gajah Mada menjadi Mahapatih Mahapahit.
Ada juga miniatur perahu Majapahit sebagai simbol alat transportasi yang digunakan Gajah Mada menyatukan wilayah nusantara.
    
Melalui drama tari Nusantara Gemolong ini, ada pesan khusus yang ingin disampaikan Setu kepada bangsa Indonesia. Utamanya adalah pesan untuk selalu menjaga persatuan dan kerukunan.
    
“Saat ini bangsa kita kan terpecah belah seperti ini, kerukunan sudah jauh dari yang dulu, kita mudah tersinggung, esensi kerukunan sudah tipis. Harapan kami para seniman, paling tidak bersatu kita teguh, bisa menatap masa depan lebih baik,” terangnya.
    
Sementara Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa menjelaskan, kerukunan dan persahabatan menjadi kekuatan besar untuk kemajuan daerahnya. Menurut dia, kerukunan sendiri telah menyentuh semua kalangan. Mulai dari lapisan bawah masyarakat hingga kalangan birokrasi.
    
“Saya sebagai bupati berkomitmen menjaga kerukunan yang pada zaman Majapahit disebut Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangruwa, kita ini semuanya berbeda tapi tetap harus kita satukan. Jangan sampai ada gesekan dan pertengkaran,” tandasnya. (Jay)
Exit mobile version